Nama Eka Ilman M
Kelas 3kb03
NPM 22110274
POLUSI SUARA
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kehidupan
modern sekarang ini sepertinya jadi perjuangan yang tak berkesudahan untuk
melawan hiruk-pikuk yang kian meningkat. Berkembangnya elektronik yang dapat
meringankan pekerjaan manusia. Saat berada di rumah, telinga kita diisi oleh
riuhnya suara binatang peliharaan, televisi, dan banyak hal lain. Saat berada
di jalan, kita juga mendengar keriuhan lain seperti suara proyek pembangunan, suara kendaraan umum yang
menderu dan musik yang dinyalakan orang lain.
Berada
dilingkungan dengan suara yang nyaring
dapat menimbulkan rasa terganggu, apabila terlalu sering berada dilingkungan
tersebut dapat berakibat fatal baik secara psikis dan fisik bagi manusia. Namun
banyak orang yang menyepelekan dampak tersebut, misalkan pekerja pabrik yang
setiap hari berada dilingkungan yang riuh, suara yang berlebihan tersebut dapat
disebut sebagai polusi bagi para pekerja tersebut, oleh sebab itu perlu adanya
upaya untuk mengurangi dampak dari polusi tersebut.
B.
Rumusan masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut
1. Apakah
yang dimaksud dengan polusi suara?
2. Berapakah
taraf intensitas dari berbagai sumber bunyi?
3. Apa
sumber polusi suara dan dampaknya bagi pekerja pabrik?
4. Bagaimanakah
upaya untuk menanggulangi polusi suara di pabrik-pabrik?
C.
Tujuan
1. Mengetahui
pengertian dari polusi cahaya
2. Mengetahui
taraf intensitas dari berbagai sumber bunyi
3. Mengetahui
sumber polusi suara dan dampaknya pada pekerja di industri / pabrik
4. Mengetahui
upaya penanggulangan polusi suara di industri / pabrik
II.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian polusi suara
Bunyi adalah suatu bentuk
gelombang longitudinal yang merambat secara perapatan dan perenggangan
terbentuk oleh partikel zat perantara serta ditimbulkan oleh sumber bunyi yang
mengalami getaran.
Polusi
suara atau pencemaran suara adalah gangguan pada lingkungan yang diakibatkan
oleh bunyi atau suara yang mengakibatkan ketidaktentraman makhluk hidup di
sekitarnya. Pencemaran suara diakibatkan suara-suara bervolume tinggi yang
membuat daerah sekitarnya menjadi bising dan tidak menyenangkan.
Bunyi
yang menimbulkan kebisingan disebabkan oleh sumber suara yang bergetar. Getaran
sumber suara ini mengganggu keseimbangan molekul udara sekitarnya sehingga
molekul-molekul udara ikut bergetar. Getaran sumber ini menyebabkan terjadinya
gelombang rambatan energi mekanis dalam medium udara menurut pola rambatan
longitudinal. Rambatan gelombang diudara ini dikenal sebagai suara atau bunyi
sedangkan dengan konteks ruang dan waktu sehingga dapat menimbulkan gangguan
kenyamanan dan kesehatan.
Bunyi
dapat mencemarkan lingungan apabila merupakan gangguan bagi penghuninya.
Gangguan yang dialami oleh manusia ada dua macam yaitu gangguan psikologis dan
gangguan fisiologis. Tidak semua bunyi keras atau gaduh dirasakan sebagai
gangguan. Hal itu tergantung pada perasaan dan kebiasaan masing-masing
individu. Antara lain hal itu tergantung juga pada taraf bunyi ambang.
Bunyi
ambang adalah bunyi yang biasa ada dalam suatu ruangan, berasal dari
bermacam-macam sumber bunyi baik dari luar maupun dari dalam ruangan itu
sendiri. Bunyi tersebut sudah begitu biasa bagi penghuni ruangan itu. Sehingga
sudah bukan merupakan gangguan lagi bagi penghininya. Tetapi hal ini tidak
berarti bahwa seseorang sudah terbiasa dengan kebisingan terhindar dari dampak
buruk dari bunyi dengan kenyaringan yang cukup tinggi
B. Macam-macam taraf intensitas dari berbagai sumber
bunyi
1.
Taraf
intenstas rendah (dinyatakan dalam Desibel)
a.
0 dB ( ambang
pendengaran)
b.
10 dB (hampir
tidak terdengar) contohnya bernafas normal
c.
20-30 dB
(sangat tenang) contohnya ruang yang sangat sunyi, daun yang berdesir,bisikan
lembut dari jarak 5 meter.
d.
40-50 dB
(tenang) contohnya perpustakaan, kantor yang tenang, dll
2.
Taraf
intensitas konstan
a.
60 dB
contohnya percakapan biasa pada arak 1 meter.
b.
70 dB
contohnya lalu lintas ramai, kantor bising.
c.
80 dB
contohnya ruang kuliah, radio berbunyi keras,pabrik dengan mesin sederhana atau
biasa, dll
3.
Taraf
intensitas tinggi
a.
90 -110
dB(merusak pendengaran) contohnya air terjun Niagara, kereta tua, kebisingan
konstruksi dll
b.
120 dB (ambang
ketidak nyamanan) misalnya koser rock dengan amplifier(pada jarak 2 meter), jet
tinggal landas (pada jarak 60 meter) yang apabila berlangsung lama maka
pendengaran manusia akan rusak.
c.
130 dB
contohnya senapan mesin.
d.
140-150 dB
(ambang rasa sakit) seperti jet tinggal landas (pada jarak dekat).
e.
160-180 dB
(kerusakan mekanik selaput telinga) misalnya mesin roket besar pada jarak
dekat.
Batas atas pendengaran sampai saat
ini masih merupakan suatu konsep yang kurang jelas. Pada saat taraf intensitas
bunyi dinaikan sampai 110 dB, seseorang bunyi itu ditelinga luar. Baru pada
taraf intensitas yang lebih tinggi yaitu sekitar 130 dB, seseorang mulai
merasakan sakit. Jika taraf intensitas dinaikan menjadi 145 dB rasa sakitnya
sangat hebat. Dan jika tarafnya dinaikan lagi dapat menyebabkan kendang telinga
pecah. Taraf intensitas bunyi yang dapat menyebabkan kendang telinga retak
merupakan batas atas yang masih dapat didengar.
C. Sumber polusi suara pada industri beserta dampaknya
1.
Sumber polusi
suara pada tempat industri / pabrik
Sumber
pencemaran bunyi ialah sumber bunyi yang kehadirannya dianggap mengganggu
pendengaran baik dari sumber bergerak maupun tidak bergerak. Di industri, sumber kebisingan dapat di
klasifikasikan menjadi 3 macam, yaitu:
a.
Mesin, yaitu kebisingan
yang ditimbulkan oleh aktifitas mesin.
b. Vibrasi, yaitu kebisingan yang ditimbulkan oleh akibat getaran yang
ditimbulkan akibat gesekan, benturan atau ketidak seimbangan gerakan bagian
mesin. Terjadi pada roda gigi, roda gila, batang torsi, piston, fan, bearing,
dan lain-lain.
c. Pergerakan udara, gas dan
cairan, yaitu kebisingan ini di timbulkan akibat pergerakan
udara, gas, dan cairan dalam kegiatan proses kerja industri misalnya pada pipa
penyalur cairan gas, outlet pipa, gas buang, jet, flare boom, dan lain-lain.
2. Dampak
polusi suara bagi pekerja pabrik
a. Gangguan Fisiologis
Pada
umumnya, bising bernada tinggi sangat mengganggu, apalagi bila terputus-putus
atau yang datangnya tiba-tiba. Gangguan dapat berupa peningkatan tekanan darah
(± 10 mmHg), peningkatan nadi, konstriksi pembuluh darah perifer terutama pada
tangan dan kaki, serta dapat menyebabkan pucat dan gangguan sensoris. Bising
dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan pusing/sakit kepala.
b. Gangguan Psikologis
Gangguan
psikologis dapat berupa rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi, susah tidur, dan
cepat marah. Bila kebisingan diterima dalam waktu lama dapat menyebabkan
penyakit psikosomatik berupa gastritis, jantung, stres, kelelahan dan
lain-lain.
c. Gangguan Komunikasi
Gangguan
komunikasi biasanya disebabkan masking effect (bunyi yang menutupi
pendengaran yang kurang jelas) atau gangguan kejelasan suara. Komunikasi
pembicaraan harus dilakukan dengan cara berteriak. Gangguan ini menyebabkan
terganggunya pekerjaan, sampai pada kemungkinan terjadinya kesalahan karena
tidak mendengar isyarat atau tanda bahaya. Gangguan komunikasi ini secara tidak
langsung membahayakan keselamatan seseorang.
d. Efek pada pendengaran
Pengaruh
utama dari bising pada kesehatan adalah kerusakan pada indera pendengaran, yang
menyebabkan tuli progresif dan efek ini telah diketahui dan diterima secara
umum dari zaman dulu. Mula-mula efek bising pada pendengaran adalah sementara
dan pemuliahan terjadi secara cepat sesudah pekerjaan di area bising
dihentikan. Akan tetapi apabila bekerja terus-menerus di area bising maka akan
terjadi tuli menetap dan tidak dapat normal kembali, biasanya dimulai pada
frekuensi 4000 Hz dan kemudian makin meluas kefrekuensi sekitarnya dan akhirnya
mengenai frekuensi yang biasanya digunakan untuk percakapan.
D. Upaya
untuk meminimalisir polusi suara di tempat industri / pabrik
1. Mendesain
mesin / peralatan dengan kebisingan rendah.
2. Memberikan
penghalang untuk mengontrol kebisingan.
3. Menggunakan
alat / perangkat seperti penutup telinga.
4. Melindungi
reseptor suara seperti membuat bangunan yang bisa mengisolasi kebisingan dan
membuatnya kedap suara. Alat peredam
suara, kini banyak digunakan sistem kendali bising yang aktif.
a. Dimensi
Bangunan Peredam Bising tersebut antara lain:
Tinggi minimal 2,75m (makin tinggi
kemampuan redaman makin baik). Dengan
tebal dinding minimal 10 cm.
b. Bahan
bangunan peredam bising, yaitu :
1) Penggunaan
bahan untuk mereduksi bising adalah dari hasil olahan industri berupa beton
ringan agregat yang disebut ALWA berupa konblok (masif) dengan komposisi
campuran: Semen : Pasir : ALWA= 1 : 4 : 4
2) Dimensi
konblok ALWA dapat dicetak menurut ukuran pabrik, sebagai berikut: (30 x 10 x
15) atau (30x15x15)cm.
3) Bahan
selain ALWA seperti Bata Merah atau Batako harus dengan rancangan khusus untuk
memperoleh kemampuan redaman bising yang baik.
III.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pencemaran
bunyi / suara adalah gangguan pada lingkungan yang diakibatkan oleh bunyi atau
suara yang mengakibatkan ketidaktentraman makhluk hidup disekitarnya. Pencemaran
suara diakibatkan suara-suara bervolume tinggi yang membuat daerah disekitarnya
menjadi bising dan tidak menyenangkan. Dampaknya terjadi pada setiap individu
yang berada dilingkungan polusi suara tsb, baik secara fisik maupun psikisnya.
Seperti halnya pada pekerja di industri atau pabrik-pabrik. Namun hal tsb dapat
diminimalisir dengan menanggulangi
gangguan bunyi atau mengisolasi bunyi, yaitu mengurangi bunyi supaya terpisah
dari benda lain.
B. Saran
Dalam
mengupayakan pengurangan polusi suara pada pekerja dipabrik-pabrik, perlu
adanya perhatian yang serius oleh masing-masing individu pekerja pabrik untuk kesadarannya agar
terhindar dari dampak-dampak polusi suara. Perlunya perhatian dari pihak
pemilik pabrik agar membuat bangunan yang sesuai demi keselamatan para pekerja
dari dampak polusi suara.