Laman

Seni dan Budaya Banten

Seni dan Budaya Banten


Cokek
Cokek adalah kesenian berjenis tarian khas yang berasal dari daerah kota Tangerang. Kesenian ini merupakan perpaduan antara kesenian Cina dan Sunda yang mempunyai keunikan tersendiri. Kesenian ini pada awalnya berkembang di daerah Betawi. Kesenian Cokek berkembang di kota Tangerang, khususnya di daerah Selapajang Jaya dan Neglasari. Cokek biasanya dipentaskan di rumah yang terdapat upacara perkawinan ala Cina. Pementasan ini diiringi oleh musik Gambang Kromong.


Debus
Permainan Debus merupakan seni pencak silat yang berhubungan dengan ilmu kekebalan sebagai refleksi sikap masyarakat Banten untuk mempertahankan diri. Kesenian tradisional yang dikombinasi dengan seni tari, seni suara dan seni kebatinan ini bernuansa magis. Debus adalah seni pertunjukan yang memperlihatkan permainan kekebalan tubuh terhadap pukulan, tusukan, dan tebasan benda tajam. Dalam permainannya, Debus banyak menampilkan atraksi kekebalan tubuh sesuai dengan keinginan pemainnya. Pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa sekitar abad ke-17 (1651-1652), Debus difokuskan sebagai alat untuk membangkitkan semangat para pejuang dalam melawan penjajah.


Dodgdog Lojor
Dogdog merupakan alat musik yang terbuat dari batang kayu bulat, tengahnya diberi rongga, namun kedua ujung ruasnya mempunyai bulatan diameter yang berbeda (sekitar 12 s.d. 15 cm) dengan panjang sekitar 90 cm. Pada ujung bulatan yang paling besar ditutup dengan kulit kambing yang telah dikeringkan dan diikat dengn bambu melingkar yang dipaseuk/baji untuk menyetel suara atau bunyi. Suara yang dihasilkan akan berbunyi 'dog dog dog' (dalam telinga orang Sunda). Oleh karena itu alat ini diberi nama Dogdog. Sedangkan kata lojor berarti lonjong atau lodor yang sepadan dengan kata panjang. Jadi Dogdog Lojor sama artinya dengan Dogdog Panjang. Kesenian ini berkembang di Banten, utamanya bagian selatan kabupaten Lebak, dengan pemain berjumlah 12 orang.


Marawis
Marawis merupakan kesenian bernuansa Islami yang berkembang di Tangerang, Banten. Aslinya, kesenian ini berasal dari tradisi Muslim yang dibawa oleh bangsa Yaman. Kesenian ini merupakan kombinasi antara seni perkusi dan ritmis dinamis yang dilakukan oleh 16 sampai dengan 18 pemain pria sebagai pemain musik, penyanyi dan penari. Seni ini tidak hanya seringkali hadir dalam prosesi tradisional, namun kini menjadi seni yang cukup digemari karena menarik.


Kesenian Khas Masyarakat Adat Cisungsang
Masyarakat adat Cisungsang bermukim di kaki gunung Halimun. Lokasinya dikelilingi oleh empat desa adat lainnya yaitu desa Cicarucub, Bayah, Citorek, dan Cipta Gelar. Secara admministratif, masyarakat adat Cisungsang berada di bawah kecamatan Cibeber, kabupaten Lebak. Waktu perjalanan yang dibutuhkan untuk menuju ke desa adat Cisungsang dari kota Rangkasbitung, kabupaten Lebak adalah 5 jam. Bila perjalanan dimulai dari kota Serang, ibu kota provinsi Banten, jarak tempuhnya sekitar 200 kilometer. Nama masyarakat adat Cisungsang pada awalnya berasal dari nama salah satu sungai yang mengalir dari Talaga Sangga Buana. Talaga ini mengalir ke sembilan sungai yaitu sungai Cimadur, Ciater, Cikidang, Cisono, Ciberang, Cidurian, Cicatih, Cisimeut, dan Cisungsang.

Padingdang Pandeglangan
Padingdang Pandeglangan merupakan salah satu kesenian hasil dari kolaborasi Rampak Bedug Pandeglang dengan Kendang Pencak, tarian Saman, teriakan Beluk, lagu-lagu Buhun Gendereh, tarian Pencak Silat, Angklung Dodod dan beberapa jenis seni tradisi lainnya. Pementasannya ditata sesuai kebutuhan paket pertunjukan modern, yang di dalamnya terdapat pola tabuhan perkusi melalui instrumen bedug, kendang, dan terbang yang terbalut rapi dengan aransemen musik dan melodi vokal Saman, Beluk dan Sholawatan terbang tandak serta lengkingan terompet pencak.



Rampak Bedug
Seni Rampak Bedug adalah kesenian tradisional masyarakat Pandeglang dan sekitarnya yang merupakan titik kulminasi estetika dari tradisi 'Ngadu Bedug' yang biasa dilakukan warga pada perayaan hari raya Idul Fitri atau Idul Adha. Perangkat peralatan yang digunakan meliputi satu set bedug kecil selaku pengatur irama, tempo dan dinamika, serta seperangkat bedug besar yang berperan sebagai bass. Sementara melodi hanya berasal dari lantunan shalawatan yang dilakukan sambil menabuh. Beberapa pola gerak tubuh yang biasa berirama dengan lagu diantaranya pingping cak-cak, nangtang, celementre, rurudatan, antingsela, sela gunung, kelapa samanggar, dan lain-lain.


Rudat

Rudat berasal dari bahasa Arab, dari kata 'rudatun' yang artinya taman bunga. Kesenian Rudat dibawa oleh tokoh ulama Sukalila antara lain K.H. Madir, dan K.H. Abdurrahman pada tahun 1888, yang diteruskan oleh K.H. Soleman. Para ulama ini menyebarkan agama Islam sambil kemudian mengembangkan kesenian Rudat. Kesenian Rudat berkembang ke seluruh pelosok kabupaten Serang dan berkembang di kalangan masyarakat santri untuk mengiringi lagu-lagu shalawat yang bernafaskan Islam. Kesenian Rudat digunakan untuk keperluan mengiringi acara pernikahan, khitanan, Mauludan, Rajaban, hari raya Idul Fitri, dan hari raya Idul Adha.


Terbang Gede
Terbang Gede merupakan salah satu kesenian tradisional Banten yang tumbuh dan berkembang pada waktu para penyebar agama Islam menyebarkan ajarannya di Banten. Oleh karena itu kesenian Terbang Gede berkembang secara pesat di lingkungan pesantren dan mesjid-mesjid. Kesenian ini disebut Terbang Gede karena salah satu instrumen musik utamanya adalah terbang besar (gede). Pada awalnya kesenian Terbang Gede berfungsi sebagai sarana penyebaran agama Islam, namun kemudian berkembang sebagai pengiring upacara ritual seperti ngarak panganten, ruwatan rumah, syukuran bayi, hajat bumi, dan juga hiburan.

Wayang Garing
Wayang Garing bukanlah jenis pertunjukkan yang berpijak pada lakon, melainkan pada sederet guyon (lawakan) yang langsung melibatkan pemilik hajat (panitia) dan para penonton. Wayang Garing bukanlah sejenis dongeng yang mengisahkan suatu cerita, melainkan percakapan seorang dalang kepada penontonnya mengenai kehidupan nyata sang dalang di tengah masyarakatnya. Sejak awal pertunjukkan, Ki Dalang menyapa panitia, tokoh masyarakat, dan sebagian penonton. Dengan senda gurau yang semi serius, komunikasi antara dalang dengan penonton sampai akhir pertunjukan tetap terjalin. Inilah keunggulan kesenian tradisi yang berpijak pada homogenitas dan keakraban.



SENI RUDAT
Secara etimologis rincian istilah rudat belum di temukan secara jelas. Tapi menurut Iyus Rusmana istilah ini bisa di cari dari bahasa arab rudatun yang artinya taman bunga. Dalam hal ini berarti bunga nya pencak. Sedangkan menurut Enoch Atmibrata, rudat tarian merupakan tarian di iringi oleh musik terbangan di mana unsur tarian nya banyak kental dengan nuansa agama, seni bela diri, dan seni suarana .
Dalam penjelasan lain dikatakan bahwa rudat adalah sejenis kesenian tradisional yang semula tumbuh dan berkembang di lingkungan pesantren. Seni rudat merupakan seni gerak dan fokal di iringi tabuhan ritmis dari waditra sejenis terbang. Syair – syair yang terkandung dalam nyanyaian nya bernafaskan kegamaan, yaitu puja – puji yang mengagungkan Allah, Shalawat dan Rosul. Tujuannya adalah untuk menebalkan iman masyarakat terhadap Agama Islam dan kebesaran Allah. Sehingga manusia bisa bermoral tinggi berlandasan agama islam dengan mendekati diri kepada Allah SWT. Dengan demikian seni rudat adalah panduan seni gerak dan vokal yang di iringi musik terbangan di mana di dalam nya terdaapat unsur ke agamaan, seni tari dan seni suara .
FUNGSI
Petunjuk seni terbang ( termasuk rudat ) pada mulanya bertujuan untuk penyabaran agama islam yang di laksankan pada setiap acara mauludin, yaitu upacara memperingati hari lahir nya Nabi Muhammad SAW, Rajaban (memperingati isro mi’raj), Hari Raya Idul Fitri dan Hari besar Islam lainnya. Pada perkembangan berikutnya seni rudat biasa di pertunjukan dalam acara hiburan di lingkungan pesantren, upacara perkawinan atau khitanan. Seni rudat di Banten sudah ada sejak abad XVI sejak jaman Sultan Ageng Tirtayasa dan kemudian bekembang di pesantren – pesantren sebagai hiburan atau pergaulan para santri pada waktu senggangnya dengan nyanyian yang isinya memuji kebesraan allah swt sambil menari dengan gerak pencak silat . Tarian ini di lakukan oleh laki laki pada mulanya , tapi sekarang di Banten di lakukan oleh para wanita.
PEMAIN DAN WADITRA Jumlah pemain rudat berkisar antara 12 sampai 24 orang mulai menabuh waditra/ alat sebagai penari dan sebagai penyanyi. Waditra yang di gunakan tersebut dari bahan - bahan yang ada di lingkungan jenis. Waditranya adalah berbentuk bulat seperti tampayan. Cara menggunakan alat ini dengan di pukul. Tojo, berbentuk bulat seperti tempalan , terbuat dari kayu dan kulit kerbau Cara menggunakan alat ini dengan di pukul – pukul sebagai pokok lagu atau melodi . Nganak, berbentuk bulat seperti temppayan , terbuat dari kayu dan kulit kerbau , memiliki ukuran muka dengan garis tengah 37 cm dan garis tengah belakang 27 cm. Jidor, berbentuk bulat seperti bedug , terbuat dari kayu dan kulit kerbau. Ukuran garis tengah belakangnya 44cm , dan tingginya 47cm.
POLA PERMAINAN Dari segi geraknya rudat menggunakan gerakan silat , namun dalam rudat unsur tenaga tida banyak mempengaruhi. Lagu rudat hampir sebagian besar bernafaskan keagamaan. Sedangkan gerakannya terdiri dari gerakan kaki yang serempak ketika melangkah kedepan, belakang dan samping yang melambangkan kebersamaan langkah dan keserasian bentuk kareografi. Kaki, terdiri dari gerak kuda-kuda, adeg- adeg, masekon rengkuh, duku depok dan lain-lain. Tangan, terdiri dari gerak mengepel, tonjok, gibas meupeuh , keprok kepret . Kepala, mengikuti arah tangan yang bergerak yaitu ke seluruh arah. Beberapa gerakan antaralain yang dalam seni rudat antaralain gerakan nonjok , yaitu kaki kanan melangkah ke depan dengan posisi kuda-kuda dan tangan kiri mengepal sementar a kepala lurus ke depan. Gerakan gibas , yaitu kaki kanan tegak lurus. Tangn kiri menekuk dengan arah gerak ke kanan. Kepala ke arah kanan dan membalik langsung ke kiri.
BUSANA SENI RUDAT Dalam menyajikan kesenian rudat penari menggunakan kostum seragam yang menandakan bahwa mereka harus hidup rukun dengan tetangga. Ada pun bentuk kostumnya terdiri dari busan pria; Celana pangsi hitam , baju putih , selendang, kain samping batik , dan tutup kepala.

Sejarah Perkembangan Islam


A. Periode Klasik
Pada periode klasik atau pada zaman para Rasul, secara bertahap Islam mulai menunjukkan perkembangannya dimulai dari zaman nabi Adam as, sampai pada zaman Rasullulah saw, yaitu zaman di mana perkembangan Islam sangat pesat. Setelah Rasullulah saw meninggal dan digantikan oleh para sahabat yang menjadi khalifah, perkembangan Islam pun semakin bertambah pesat sampai ke Persia. Juga pada masa Bani Umayyah, perkembangan Islam semakin maju sampai ke daerah Eropa. Dan pada masa Bani Abbasiyah, perkembangan Islam terjadi bukan hanya pada daerah kekuasan dan ilmu pengetahuan, namun juga pada kegiatan politik, ekonomi, sosial, dan kebudayaan. Pemerintahan Bani Abbasiyah menjadikan kota Bagdad sebagai pusat pemerintahan. Kota ini dijadikan kota terbuka sehingga semua bangsa yang menganut berbagai keyakinan dan mahzab dapat bermukim di dalamnya. Kota Bagdad menjadi kota internasional yang sangat ramai, di dalamnya berkumpul berbagai orang dari berbagai bangsa seperti Arab, Turki, Persia, Romawi, dan sebagainya.
Di masa Daulat Bani Abbasiyah inilah perhatian umut Islam kepada ilmu pengetahuan dan filsafat Yunani memuncak. Buku – buku ilmu pengetahuan dan filsafat dari berbagai bahasa diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Kegiatan penerjemahan ini berlangsung sampai satu abad. Bahasa Arab telah dipakai di mana – mana mengganti bahasa Yunani dan Persia. Beberapa kota besar di Timur Tengah telah menjadi kota ilmu pengetahuan, seperti Iskandariyah, Harran, Antiok, dan Bagdad. Dan pada masa inilah para ilmuwan Islam mulai bermunculan, seperti al-Kindi, Ibnu Sina, al-Khawarizmi, al-Farabi dan lain sebagainya. Kemunduran Islam baru terlihat pada periode abad pertengahan.

B. Periode Pertengahan
Abad pertengahan merupakan abad yang suram bagi perkembangan Islam. Pada abad ini Jengis Khan dan keturunannya membawa kehancuran bagi umat Islam. Serangan ke Bagdad dilakukan oleh cucunya Hulagu Khan. Bagdad sebagai kota peradaban Islam dihancurkannya. Kerajaan Islam satu persatu di mengalami keruntuhan. Namun, kemunculan tiga kerajaan besar merupakan kemajuan Islam pada abad ini. Tiga kerajaan besar itu adalah Kerajaan Turki Usmani di Turki, Kerajaan Syafawi di Persia, dan kerajaan Mughal di India yang merupakan peniggalan Kerajaan Mughal. Masing-masing kerajaan tersebut memiliki masa kejayaannya sendiri. Tetapi, setelah tiga kerajaan besar itu mengalami kemunduran, dunia Islam kembali mengalami masa kegelapan. Perhatian terhadap dunia ilmu pengetahuan kurang sekali dan Islam mengalami kemerosotan dibidang IPTEK. Sementara itu, bangsa Eropa sedang mengalami kemajuan yang sangat pesat. Sehingga bangsa Islam tertinggal di belakang.
Namun, walaupun pada masa ini Islam mengalami kemerosotan, di Indonesia Islam justru dapat berkembang dengan baik. Dimulai dengan berdirinya kerajaan – kerajaan Islam di Indonesia. Islam pertama kali datang di Indonesia dibawa oleh para pendatang maupun para pedagang yang datang ke Indonesia. Bahasa Indonesia banyak yang dipengaruhi oleh bahasa Arab. Karena sering dipergunakan pada pembicaraan umum, surat kabar dan lain sebagainya. Adat istiadat Indonesia juga tidak lepas dari pengaruh ajaran agama Islam. Dalam bidang kesenian pun Indonesia mendapat banyak pengaruh dari ajaran Islam, ini ditandai dengan adanya lagu – lagu kasidah yang di dalamnya terdapat syair yang bernapaskan ajaran – ajaran agama Islam. Seni dalam membaca Al-Quran juga kerap dipelajari oleh orang Indonesia yang kebanyakan beragama Islam.

C. Periode Medern
Menelang pada masa – masa awal pembaharuan, yaitu sebelum dan sesudah tahun 1800 M, umat Islam di berbagai negara telah menyimpang dari ajaran Islam yang bersumber kepada Al-Quran dan hadist. Ajaran Islam tentang ketauhidan telah bercampur dengan kemusyrikkan. Selain itu, banyak juga muslim yang salah pengertian pada ajaran Islam, sehingga menimbulkan kesalah pahaman dalam mempelajari ajaran Islam.
Pembaharuan dalam Islam atau gerakan modern Islam merupakan jawaban yang ditujukan terhadap krisis yang dihadapi umat Islam pada masa ini. Kemunduran Kerajaan Usmani telah melahirkan kebangkitan Islam di kalangan warga Arab di pinggiran imperium itu. Yang terpenting diantaranya adalah gerakan Wahabi, sebuah gerakan reformis puritanis. Gerakan ini merupakan sarana yang menyiapkan jembatan ke arah penbaharuan Islam abad ke-20 yang lebih bersifat intelektual.
Gerakan yang lahir di Timur Tengah itu telah memberikan pengaruh besar terhadap gerakan Islam di Indonesia. Islam di Indonesia semakin berkembang dengan terbentuknya organisasi – organisasi sosial keagamaan yang terbentuk dari berbagai daerah di Indonesia. Pembaharuan organisasi – organisasi di Indonesia ini meliputi bidang akidah, politik, pendidikan , dan ekonomi. Islam telah ditanamkan di dalam semua bidang kehidupan. Pada masa modern inilah perlahan-lahan Islam mulai menampakkan kejayaannya. Dan sebagai umat Islam pada zaman modern, kita harus dapat menjaga dan menyiarkan syiar agama Islam dengan baik. Agar di kemudian hari, kegagalan dan kemunduran Islam yang terjadi pada masa lalu tidak terulang kembali.