Laman

TUGAS SOFTSKILL SEMESTER 5

BAB I. FUNGSI BAHASA

1.Pengertian Bahasa
Bahasa menurut Gorys Keraf (1997 : 1) merupakan alat komunikasi antara
anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia. Mungkin ada yang mengatakan bahwa ada alat komunikasi lain selain
bahasa, misalnya penggunaan alat, simbol, dan lain sebagainya, namun hal ini
banyak sekali kelemahannya.
  Bahasa memberikan kemungkinan yang jauh lebih luas dan kompleks
daripada yang dapat diperoleh dengan menggunakan media tadi. Bahasa
haruslah merupakan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.

Aspek Bahasa
  Bahasa merupakan sistem komunikasi yang  mempergunakan simbol-simbol
vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer (manasuka), yang dapat diperkuat
dengan gerak-gerik badaniah yang nyata. Bahasa mencakup dua bidang, yaitu
vokal yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan arti atau makna bunyi dengan
sesuatu yang diwakilinya.

2.Fungsi Bahasa
  Menurut Felicia (2001:1) dalam berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat yang
paling sering digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis.
Begitu dekatnya kita dengan bahasa, terutama Bahasa Indonesia, sehingga tidak
dirasa perlu untuk mendalami dan mempelajari Bahasa Indonesia.

  Komunikasi lisan atau non standar yang sangat praktis menyebabkan kita
tidak teliti berbahasa. Kita akan kesulitan pada saat akan menggunakan bahasa
tulis atau bahasa yang lebih standar dan teratur.

  Pada dasarnya bahasa memiliki fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan
kebutuhan seseorang, yaitu sebagai alat untuk mengekspresikan diri, alat untuk
berkomunikasi, alat untuk mengadakan integrasi, dan beradaptasi sosial dalam
lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial
(Keraf, 1997 :3).

 PerkembanganTeknologi Informasi dan Komunikasi membuat dunia seakan
tanpa batas. Hal ini menjadi tantangan terhadap perkembangan dan
pertumbuhan Bahasa Indonesia. Konsep-konsep dan istilah baru secara tidak
langsung memperkaya khasanah Bahasa Indonesia.

3.Bahasa sebagai Alat Ekspresi Diri

  Bahasa merupakan sarana atau alat yang digunakan seseorang untuk
mengekspresikan keinginan atau kehendaknya. Suatu hasil pemikiran dan
renungan seseorang akan disampaikan  atau ditujukkan ke orang lain dengan
menggunakan bahasa.

Contoh : Seorang anak menggunakan bahasa untuk mengekspresikan
               kehendaknya atau perasaannya pada sasaran yang tepat, yaitu kepada
               ayah dan bundanya.
 4.Bahasa sebagai Alat Komunikasi
Bahasa sebagai alat komunikasi merupakan saluran perumusan maksud kita,
melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama
dengan sesama . Bahasa mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan,
merencanakan dan mengarahkan masa depan kita. (Gorys Keraf, 1997 : 4).
Pada saat kita menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, antara lain kita
juga mempertimbangkan apakah bahasa yang kita gunakan laku untuk dijual.
Sehingga kita sering mendengarkan istilah “ Bahasa Komunikatif”.
Misalnya : Kata Makro hanya dapat dipahami oleh golongan masyarakat tertentu.
                Besar atau luas mudah dipahami oleh semua lapisan masyarakat.

5.Bahasa sebagai Alat Integrasi dan Adaptasi Sosial
  Bahasa disamping sebagai salah satu unsur kebudayaan, memungkinkan pula
manusia memanfaatkan pengalaman-pengalaman mereka untuk mempelajari
dan mengambilnya untuk kemudian dipergunakan berinteraksi dengan
orang/bangsa lain.

Sebagai alat adaptasi, maka kita harus menggunakan bahasa yang tepat dalam
beradaptasi dengan lingkungan yang kita hadapi.

6.Bahasa sebagai Kontrol Sosial
Sebagai kontrol sosial bahasa sangat efektif. Sebagai kontrol sosial bahasa
diterapkan sebagai alat penerangan, informasi, maupun pendidikan.

Bahas Indonesia Yang Baik dan Benar
Bahasa Yang Baik
  Penggunaan bahasa yang baik (sesuai aspek komunikatif) adalah sesuai
dengan sasaran kepada siapa bahasa tersebut di sampaikan. Hal ini harus
disesuaikan dengan unsur umur, agama, status sosial, lingkungan sosial, dan
sudut pandang khalayak sasaran kita.

7.Bahasa yang Benar
  Bahasa yang benar berkaitan dengan aspek kaidah, yaitu peraturan bahasa
(tata bahasa, pilihan kata, tanda baca, dan ejaan).

TUGAS 

Kerjakan Tugas dibawah ini dengan tepat dan upload-lah ke Student
Portofolio Tugas anda masing-masing!
1.Jelaskan dengan contoh “ Penggunaan Bahasa Indonesia secara baik dan benar “!
2.Berikanlah contoh fungsi bahasa sebagai alat komunikasi ! 

Jawaban
1. Contoh menggunakan Bahasa Indonesia secara baik dan benar

Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar” dapat diartikan pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan di samping itu mengikuti kaidah bahasa yang betul. Ungkapan “bahasa Indonesia yang baik dan benar” mengacu ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran. Bahasa yang diucapkan bahasa yang baku.
Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa konsekuensi logis terkait dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi prioritas utama. Penggunaan bahasa seperti ini sering menggunakan bahasa baku. Kendala yang harus dihindari dalam pemakaian bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan bahasa gaul yang tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal ini mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak baik.
Misalkan dalam pertanyaan sehari-hari dengan menggunakan bahasa yang baku Contoh :
  • Apakah kamu ingin menyapu rumah bagian belakang ?
  • Apa yang kamu lakukan tadi?
  • Misalkan ketika dalam dialog antara seorang Guru dengan seorang siswa
    • Pak guru : Rino apakah kamu sudah mengerjakan PR?
    • Rino : sudah saya kerjakan pak.
    • Pak guru : baiklah kalau begitu, segera dikumpulkan.
    • Rino : Terima kasih Pak
Kata yang digunakan sesuai lingkungan sosial
Contoh lain dari pada Undang-undang dasar antara lain :
Undang-undang dasar 1945 pembukaan bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perkeadilan.
Dari beberapa kalimat dalam undang-undang tersebut menunjukkan  bahasa yang sangat baku, dan merupakan pemakaian bahasa secara baik dan benar.
Contoh lain dalam tawar-menawar di pasar, misalnya, pemakaian ragam baku akan menimbulkan kegelian, keheranan, atau kecurigaan. Akan sangat ganjil bila dalam tawar -menawar dengan tukang sayur atau tukang becak kita memakai bahasa baku seperti ini.
(1)   Berapakah Ibu mau menjual tauge ini?
(2)   Apakah Bang Becak bersedia mengantar saya ke Pasar Tanah Abang dan berapa ongkosnya?
Contoh di atas adalah contoh bahasa Indonesia yang baku dan benar, tetapi tidak baik dan tidak efektif karena tidak cocok dengan situasi pemakaian kalimat-kalimat itu. Untuk situasi seperti di atas, kalimat (3) dan (4) berikut akan lebih tepat.
(3)   Berapa nih, Bu, tauge nya?
(4)   Ke Pasar Tanah Abang, Bang. Berapa?
Misalkan perbedaan dari bahasa indonesia yang benar dengan bahasa gaul
Bahasa Indonesia Bahasa Gaul (informal)
Aku, Saya Gue
Kamu Elo
Di masa depan kapan-kapan
Apakah benar? Emangnya bener?
Tidak Gak
Tidak Peduli Emang gue pikirin!
Dari contoh diatas perbedaan antara bahasa yang baku dan non baku  dapat terlihat dari pengucapan dan dari tata cara penulisannya. Bahasa indonesia baik dan benar merupakan bahasa yang mudah dipahami,  bentuk bahasa baku yang sah agar secara luas masyarakat indonesia berkomunikasi menggunakan bahasa nasional. Contoh pada
“Kami, putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”, demikianlah bunyi alenia ketiga sumpah pemuda yang telah dirumuskan oleh para pemuda yang kemudian menjadi pendiri bangsa dan negara Indonesia. Bunyi alenia ketiga dalam ikrar sumpah pemuda itu jelas bahwa yang menjadi bahasa persatuan bangsa Indonesia adalah bahasa Indonesia. Kita sebagai bagian bangsa Indonesia sudah selayaknya menjunjung tinggi bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
Paragraph dibawah ini cuplikan gaya bahasa yang dipakai sesuai dengan EYD dan menggunakan bahasa baku atau bahasa ilmiah bukan kata popular dan bersifa objektif, dengan penyusunan kalimat yang cermat.
Dalam paradigma profesionalisme sekarang ini, ada tidaknya nilai informative dalam jaring komunikasi ternyata berbanding lurus dengan cakap tidaknya kita menulis. Pasalnya, selain harus bisa menerima, kita juga harus mampu memberi. Inilah efek jurnalisme yang kini sudah menyesaki hidup kita. Oleh karena itu, kita pun dituntut dalam hal tulis-menulis demi penyebaran informasi. Namun persoalannya, apakah kita peduli terhadap laras tulis bahasa kita. Sementara itu, yakinilah, tabiat dan tutur kata seseorang menunjukkan asal-usulnya, atau dalam penegasan lain, bahasa yang kacau mencerminkan kekacauan pola pikir pemakainya. Buku ini memperkenalkan langkah-langkah pragmatic yang Anda perlukan agar tulisan Anda bisa tampil wajar, segar, dan enak dibaca.


2. Fungsi bahasa sebagai alat komunikasi
-          bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri.
-          Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami.
-          Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi, memiliki tujuan tertentu yaitu agar kita dipahami oleh orang lain. Jadi dalam hal ini respons pendengar atau lawan komunikan yang menjadi perhatian utama kita.
  • Bahasa sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan alat untuk merumuskan maksud kita.
  • Dengan komunikasi, kita dapat menyampaikan semua yang kita rasakan, pikirkan, dan ketahui kepada orang lain.
  • Dengan komunikasi, kita dapat mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai oleh nenek moyang kita dan apa yang telah dicapai oleh orang-orang sejaman kita.
  • Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi melalui lisan (bahsa primer) dan tulisan (bahasa sekunder). Berkomunikasi melalui lisan (dihasilkan oleh alat ucap manusia), yaitu dalam bentuk symbol bunyi, dimana setiap simbol bunyi memiliki cirri khas tersendiri. Suatu simbol  bisa terdengar sama di telinga kita tapi memiliki makna yang sangat jauh berbeda. Misalnya kata ’sarang’ dalam bahasa Korea artinya cinta, sedangkan dalam bahasa  Indonesia artinya kandang atau tempat.
  • Tulisan adalah susunan dari simbol (huruf) yang dirangkai menjadi kata bermakna dan dituliskan. Bahasa lisan lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan. Lidah setajam pisau / silet oleh karena itu sebaiknya dalam berkata-kata sebaiknya tidak sembarangan dan menghargai serta menghormati lawan bicara / target komunikasi.
  • Bahasa sebagai sarana komunikasi mempunyaii fungsi utama  bahasa adalah bahwa komunikasi ialah penyampaian pesan atau makna oleh seseorang kepada orang lain. Keterikatan dan keterkaitan bahasa dengan manusia menyebabkan bahasa tidak tetap dan selalu berubah seiring perubahan kegaiatan manusia dalam kehidupannya di masyarakat. Perubahan bahasa dapat terjadi bukan hanya berupa pengembangan dan perluasan, melainkan berupa kemunduran sejalan dengan perubahan yang dialami masyarakat. Terutama pada penggunaan Fungsi komunikasi pada bahasa asing Sebagai contoh masyarakat Indonesia lebih sering menempel ungkapan “No Smoking” daripada “Dilarang Merokok”, “Stop” untuk “berhenti”, “Exit” untuk “keluar”, “Open House” untuk penerimaan tamu di rumah pada saat lebaran. Jadi bahasa sebagai alat komunikasi tidak hanya dengan satu bahasa melainkan banyak bahasa.
Contohnya :
Misalnya berupa :
-          Alat-alat itu digunakan untuk berkomunikasi misalnya gerak badaniah, alat bunyi-bunyian, kentongan, lukisan, gambar, dsb).
Contohnya :
-          bunyi tong-tong memberi tanda bahaya
-          adanya asap menunjukkan bahaya kebakaran
-          alarm untuk tanda segera berkumpul
-          bedug untuk tanda segera melakukan sholat
-          telepon genggam untuk memanggil orang pada jarak jauh
-          simbol tanda stop untuk pengguna jalan, simbol laki-laki dan perempuan bagi pengguna toilet.
-          gambar peta yang menunjukkan jalan
-          suasana gemuruh kentongan dipukul tanda ketika ada bahaya
-          adanya asap tampak dari kejauhan pertanda kebakaran
-          bunyi alarm (suasana tanda bahaya gempa bumi/bencana alam) dsb.

  • contoh dalam kehidupan sehari hari
misalkan seorang satpam perumahan  berjaga-jaga/ronda pada malam hari, pada saat sudah mendekati jam 12.00 malam satpam tersebut membunyikan kentongan yang bertanda bahwa waktu sudah tepat pukul 12.00 malam. Dan timbul timbal balik antara satpam sama orang-orang disekitar perumahan.setiap orang jadi lebih mengerti tanda waktu pergantian tersebut
Jadi, bahasa yang dipakai satpam tersebut berupa kentongan yang memberikan pertanda sesuatu akan terjadi/ sesuatu yang sudah mestinya dilakukan.

Seni dan Budaya Banten

Seni dan Budaya Banten


Cokek
Cokek adalah kesenian berjenis tarian khas yang berasal dari daerah kota Tangerang. Kesenian ini merupakan perpaduan antara kesenian Cina dan Sunda yang mempunyai keunikan tersendiri. Kesenian ini pada awalnya berkembang di daerah Betawi. Kesenian Cokek berkembang di kota Tangerang, khususnya di daerah Selapajang Jaya dan Neglasari. Cokek biasanya dipentaskan di rumah yang terdapat upacara perkawinan ala Cina. Pementasan ini diiringi oleh musik Gambang Kromong.


Debus
Permainan Debus merupakan seni pencak silat yang berhubungan dengan ilmu kekebalan sebagai refleksi sikap masyarakat Banten untuk mempertahankan diri. Kesenian tradisional yang dikombinasi dengan seni tari, seni suara dan seni kebatinan ini bernuansa magis. Debus adalah seni pertunjukan yang memperlihatkan permainan kekebalan tubuh terhadap pukulan, tusukan, dan tebasan benda tajam. Dalam permainannya, Debus banyak menampilkan atraksi kekebalan tubuh sesuai dengan keinginan pemainnya. Pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa sekitar abad ke-17 (1651-1652), Debus difokuskan sebagai alat untuk membangkitkan semangat para pejuang dalam melawan penjajah.


Dodgdog Lojor
Dogdog merupakan alat musik yang terbuat dari batang kayu bulat, tengahnya diberi rongga, namun kedua ujung ruasnya mempunyai bulatan diameter yang berbeda (sekitar 12 s.d. 15 cm) dengan panjang sekitar 90 cm. Pada ujung bulatan yang paling besar ditutup dengan kulit kambing yang telah dikeringkan dan diikat dengn bambu melingkar yang dipaseuk/baji untuk menyetel suara atau bunyi. Suara yang dihasilkan akan berbunyi 'dog dog dog' (dalam telinga orang Sunda). Oleh karena itu alat ini diberi nama Dogdog. Sedangkan kata lojor berarti lonjong atau lodor yang sepadan dengan kata panjang. Jadi Dogdog Lojor sama artinya dengan Dogdog Panjang. Kesenian ini berkembang di Banten, utamanya bagian selatan kabupaten Lebak, dengan pemain berjumlah 12 orang.


Marawis
Marawis merupakan kesenian bernuansa Islami yang berkembang di Tangerang, Banten. Aslinya, kesenian ini berasal dari tradisi Muslim yang dibawa oleh bangsa Yaman. Kesenian ini merupakan kombinasi antara seni perkusi dan ritmis dinamis yang dilakukan oleh 16 sampai dengan 18 pemain pria sebagai pemain musik, penyanyi dan penari. Seni ini tidak hanya seringkali hadir dalam prosesi tradisional, namun kini menjadi seni yang cukup digemari karena menarik.


Kesenian Khas Masyarakat Adat Cisungsang
Masyarakat adat Cisungsang bermukim di kaki gunung Halimun. Lokasinya dikelilingi oleh empat desa adat lainnya yaitu desa Cicarucub, Bayah, Citorek, dan Cipta Gelar. Secara admministratif, masyarakat adat Cisungsang berada di bawah kecamatan Cibeber, kabupaten Lebak. Waktu perjalanan yang dibutuhkan untuk menuju ke desa adat Cisungsang dari kota Rangkasbitung, kabupaten Lebak adalah 5 jam. Bila perjalanan dimulai dari kota Serang, ibu kota provinsi Banten, jarak tempuhnya sekitar 200 kilometer. Nama masyarakat adat Cisungsang pada awalnya berasal dari nama salah satu sungai yang mengalir dari Talaga Sangga Buana. Talaga ini mengalir ke sembilan sungai yaitu sungai Cimadur, Ciater, Cikidang, Cisono, Ciberang, Cidurian, Cicatih, Cisimeut, dan Cisungsang.

Padingdang Pandeglangan
Padingdang Pandeglangan merupakan salah satu kesenian hasil dari kolaborasi Rampak Bedug Pandeglang dengan Kendang Pencak, tarian Saman, teriakan Beluk, lagu-lagu Buhun Gendereh, tarian Pencak Silat, Angklung Dodod dan beberapa jenis seni tradisi lainnya. Pementasannya ditata sesuai kebutuhan paket pertunjukan modern, yang di dalamnya terdapat pola tabuhan perkusi melalui instrumen bedug, kendang, dan terbang yang terbalut rapi dengan aransemen musik dan melodi vokal Saman, Beluk dan Sholawatan terbang tandak serta lengkingan terompet pencak.



Rampak Bedug
Seni Rampak Bedug adalah kesenian tradisional masyarakat Pandeglang dan sekitarnya yang merupakan titik kulminasi estetika dari tradisi 'Ngadu Bedug' yang biasa dilakukan warga pada perayaan hari raya Idul Fitri atau Idul Adha. Perangkat peralatan yang digunakan meliputi satu set bedug kecil selaku pengatur irama, tempo dan dinamika, serta seperangkat bedug besar yang berperan sebagai bass. Sementara melodi hanya berasal dari lantunan shalawatan yang dilakukan sambil menabuh. Beberapa pola gerak tubuh yang biasa berirama dengan lagu diantaranya pingping cak-cak, nangtang, celementre, rurudatan, antingsela, sela gunung, kelapa samanggar, dan lain-lain.


Rudat

Rudat berasal dari bahasa Arab, dari kata 'rudatun' yang artinya taman bunga. Kesenian Rudat dibawa oleh tokoh ulama Sukalila antara lain K.H. Madir, dan K.H. Abdurrahman pada tahun 1888, yang diteruskan oleh K.H. Soleman. Para ulama ini menyebarkan agama Islam sambil kemudian mengembangkan kesenian Rudat. Kesenian Rudat berkembang ke seluruh pelosok kabupaten Serang dan berkembang di kalangan masyarakat santri untuk mengiringi lagu-lagu shalawat yang bernafaskan Islam. Kesenian Rudat digunakan untuk keperluan mengiringi acara pernikahan, khitanan, Mauludan, Rajaban, hari raya Idul Fitri, dan hari raya Idul Adha.


Terbang Gede
Terbang Gede merupakan salah satu kesenian tradisional Banten yang tumbuh dan berkembang pada waktu para penyebar agama Islam menyebarkan ajarannya di Banten. Oleh karena itu kesenian Terbang Gede berkembang secara pesat di lingkungan pesantren dan mesjid-mesjid. Kesenian ini disebut Terbang Gede karena salah satu instrumen musik utamanya adalah terbang besar (gede). Pada awalnya kesenian Terbang Gede berfungsi sebagai sarana penyebaran agama Islam, namun kemudian berkembang sebagai pengiring upacara ritual seperti ngarak panganten, ruwatan rumah, syukuran bayi, hajat bumi, dan juga hiburan.

Wayang Garing
Wayang Garing bukanlah jenis pertunjukkan yang berpijak pada lakon, melainkan pada sederet guyon (lawakan) yang langsung melibatkan pemilik hajat (panitia) dan para penonton. Wayang Garing bukanlah sejenis dongeng yang mengisahkan suatu cerita, melainkan percakapan seorang dalang kepada penontonnya mengenai kehidupan nyata sang dalang di tengah masyarakatnya. Sejak awal pertunjukkan, Ki Dalang menyapa panitia, tokoh masyarakat, dan sebagian penonton. Dengan senda gurau yang semi serius, komunikasi antara dalang dengan penonton sampai akhir pertunjukan tetap terjalin. Inilah keunggulan kesenian tradisi yang berpijak pada homogenitas dan keakraban.



SENI RUDAT
Secara etimologis rincian istilah rudat belum di temukan secara jelas. Tapi menurut Iyus Rusmana istilah ini bisa di cari dari bahasa arab rudatun yang artinya taman bunga. Dalam hal ini berarti bunga nya pencak. Sedangkan menurut Enoch Atmibrata, rudat tarian merupakan tarian di iringi oleh musik terbangan di mana unsur tarian nya banyak kental dengan nuansa agama, seni bela diri, dan seni suarana .
Dalam penjelasan lain dikatakan bahwa rudat adalah sejenis kesenian tradisional yang semula tumbuh dan berkembang di lingkungan pesantren. Seni rudat merupakan seni gerak dan fokal di iringi tabuhan ritmis dari waditra sejenis terbang. Syair – syair yang terkandung dalam nyanyaian nya bernafaskan kegamaan, yaitu puja – puji yang mengagungkan Allah, Shalawat dan Rosul. Tujuannya adalah untuk menebalkan iman masyarakat terhadap Agama Islam dan kebesaran Allah. Sehingga manusia bisa bermoral tinggi berlandasan agama islam dengan mendekati diri kepada Allah SWT. Dengan demikian seni rudat adalah panduan seni gerak dan vokal yang di iringi musik terbangan di mana di dalam nya terdaapat unsur ke agamaan, seni tari dan seni suara .
FUNGSI
Petunjuk seni terbang ( termasuk rudat ) pada mulanya bertujuan untuk penyabaran agama islam yang di laksankan pada setiap acara mauludin, yaitu upacara memperingati hari lahir nya Nabi Muhammad SAW, Rajaban (memperingati isro mi’raj), Hari Raya Idul Fitri dan Hari besar Islam lainnya. Pada perkembangan berikutnya seni rudat biasa di pertunjukan dalam acara hiburan di lingkungan pesantren, upacara perkawinan atau khitanan. Seni rudat di Banten sudah ada sejak abad XVI sejak jaman Sultan Ageng Tirtayasa dan kemudian bekembang di pesantren – pesantren sebagai hiburan atau pergaulan para santri pada waktu senggangnya dengan nyanyian yang isinya memuji kebesraan allah swt sambil menari dengan gerak pencak silat . Tarian ini di lakukan oleh laki laki pada mulanya , tapi sekarang di Banten di lakukan oleh para wanita.
PEMAIN DAN WADITRA Jumlah pemain rudat berkisar antara 12 sampai 24 orang mulai menabuh waditra/ alat sebagai penari dan sebagai penyanyi. Waditra yang di gunakan tersebut dari bahan - bahan yang ada di lingkungan jenis. Waditranya adalah berbentuk bulat seperti tampayan. Cara menggunakan alat ini dengan di pukul. Tojo, berbentuk bulat seperti tempalan , terbuat dari kayu dan kulit kerbau Cara menggunakan alat ini dengan di pukul – pukul sebagai pokok lagu atau melodi . Nganak, berbentuk bulat seperti temppayan , terbuat dari kayu dan kulit kerbau , memiliki ukuran muka dengan garis tengah 37 cm dan garis tengah belakang 27 cm. Jidor, berbentuk bulat seperti bedug , terbuat dari kayu dan kulit kerbau. Ukuran garis tengah belakangnya 44cm , dan tingginya 47cm.
POLA PERMAINAN Dari segi geraknya rudat menggunakan gerakan silat , namun dalam rudat unsur tenaga tida banyak mempengaruhi. Lagu rudat hampir sebagian besar bernafaskan keagamaan. Sedangkan gerakannya terdiri dari gerakan kaki yang serempak ketika melangkah kedepan, belakang dan samping yang melambangkan kebersamaan langkah dan keserasian bentuk kareografi. Kaki, terdiri dari gerak kuda-kuda, adeg- adeg, masekon rengkuh, duku depok dan lain-lain. Tangan, terdiri dari gerak mengepel, tonjok, gibas meupeuh , keprok kepret . Kepala, mengikuti arah tangan yang bergerak yaitu ke seluruh arah. Beberapa gerakan antaralain yang dalam seni rudat antaralain gerakan nonjok , yaitu kaki kanan melangkah ke depan dengan posisi kuda-kuda dan tangan kiri mengepal sementar a kepala lurus ke depan. Gerakan gibas , yaitu kaki kanan tegak lurus. Tangn kiri menekuk dengan arah gerak ke kanan. Kepala ke arah kanan dan membalik langsung ke kiri.
BUSANA SENI RUDAT Dalam menyajikan kesenian rudat penari menggunakan kostum seragam yang menandakan bahwa mereka harus hidup rukun dengan tetangga. Ada pun bentuk kostumnya terdiri dari busan pria; Celana pangsi hitam , baju putih , selendang, kain samping batik , dan tutup kepala.

Sejarah Perkembangan Islam


A. Periode Klasik
Pada periode klasik atau pada zaman para Rasul, secara bertahap Islam mulai menunjukkan perkembangannya dimulai dari zaman nabi Adam as, sampai pada zaman Rasullulah saw, yaitu zaman di mana perkembangan Islam sangat pesat. Setelah Rasullulah saw meninggal dan digantikan oleh para sahabat yang menjadi khalifah, perkembangan Islam pun semakin bertambah pesat sampai ke Persia. Juga pada masa Bani Umayyah, perkembangan Islam semakin maju sampai ke daerah Eropa. Dan pada masa Bani Abbasiyah, perkembangan Islam terjadi bukan hanya pada daerah kekuasan dan ilmu pengetahuan, namun juga pada kegiatan politik, ekonomi, sosial, dan kebudayaan. Pemerintahan Bani Abbasiyah menjadikan kota Bagdad sebagai pusat pemerintahan. Kota ini dijadikan kota terbuka sehingga semua bangsa yang menganut berbagai keyakinan dan mahzab dapat bermukim di dalamnya. Kota Bagdad menjadi kota internasional yang sangat ramai, di dalamnya berkumpul berbagai orang dari berbagai bangsa seperti Arab, Turki, Persia, Romawi, dan sebagainya.
Di masa Daulat Bani Abbasiyah inilah perhatian umut Islam kepada ilmu pengetahuan dan filsafat Yunani memuncak. Buku – buku ilmu pengetahuan dan filsafat dari berbagai bahasa diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Kegiatan penerjemahan ini berlangsung sampai satu abad. Bahasa Arab telah dipakai di mana – mana mengganti bahasa Yunani dan Persia. Beberapa kota besar di Timur Tengah telah menjadi kota ilmu pengetahuan, seperti Iskandariyah, Harran, Antiok, dan Bagdad. Dan pada masa inilah para ilmuwan Islam mulai bermunculan, seperti al-Kindi, Ibnu Sina, al-Khawarizmi, al-Farabi dan lain sebagainya. Kemunduran Islam baru terlihat pada periode abad pertengahan.

B. Periode Pertengahan
Abad pertengahan merupakan abad yang suram bagi perkembangan Islam. Pada abad ini Jengis Khan dan keturunannya membawa kehancuran bagi umat Islam. Serangan ke Bagdad dilakukan oleh cucunya Hulagu Khan. Bagdad sebagai kota peradaban Islam dihancurkannya. Kerajaan Islam satu persatu di mengalami keruntuhan. Namun, kemunculan tiga kerajaan besar merupakan kemajuan Islam pada abad ini. Tiga kerajaan besar itu adalah Kerajaan Turki Usmani di Turki, Kerajaan Syafawi di Persia, dan kerajaan Mughal di India yang merupakan peniggalan Kerajaan Mughal. Masing-masing kerajaan tersebut memiliki masa kejayaannya sendiri. Tetapi, setelah tiga kerajaan besar itu mengalami kemunduran, dunia Islam kembali mengalami masa kegelapan. Perhatian terhadap dunia ilmu pengetahuan kurang sekali dan Islam mengalami kemerosotan dibidang IPTEK. Sementara itu, bangsa Eropa sedang mengalami kemajuan yang sangat pesat. Sehingga bangsa Islam tertinggal di belakang.
Namun, walaupun pada masa ini Islam mengalami kemerosotan, di Indonesia Islam justru dapat berkembang dengan baik. Dimulai dengan berdirinya kerajaan – kerajaan Islam di Indonesia. Islam pertama kali datang di Indonesia dibawa oleh para pendatang maupun para pedagang yang datang ke Indonesia. Bahasa Indonesia banyak yang dipengaruhi oleh bahasa Arab. Karena sering dipergunakan pada pembicaraan umum, surat kabar dan lain sebagainya. Adat istiadat Indonesia juga tidak lepas dari pengaruh ajaran agama Islam. Dalam bidang kesenian pun Indonesia mendapat banyak pengaruh dari ajaran Islam, ini ditandai dengan adanya lagu – lagu kasidah yang di dalamnya terdapat syair yang bernapaskan ajaran – ajaran agama Islam. Seni dalam membaca Al-Quran juga kerap dipelajari oleh orang Indonesia yang kebanyakan beragama Islam.

C. Periode Medern
Menelang pada masa – masa awal pembaharuan, yaitu sebelum dan sesudah tahun 1800 M, umat Islam di berbagai negara telah menyimpang dari ajaran Islam yang bersumber kepada Al-Quran dan hadist. Ajaran Islam tentang ketauhidan telah bercampur dengan kemusyrikkan. Selain itu, banyak juga muslim yang salah pengertian pada ajaran Islam, sehingga menimbulkan kesalah pahaman dalam mempelajari ajaran Islam.
Pembaharuan dalam Islam atau gerakan modern Islam merupakan jawaban yang ditujukan terhadap krisis yang dihadapi umat Islam pada masa ini. Kemunduran Kerajaan Usmani telah melahirkan kebangkitan Islam di kalangan warga Arab di pinggiran imperium itu. Yang terpenting diantaranya adalah gerakan Wahabi, sebuah gerakan reformis puritanis. Gerakan ini merupakan sarana yang menyiapkan jembatan ke arah penbaharuan Islam abad ke-20 yang lebih bersifat intelektual.
Gerakan yang lahir di Timur Tengah itu telah memberikan pengaruh besar terhadap gerakan Islam di Indonesia. Islam di Indonesia semakin berkembang dengan terbentuknya organisasi – organisasi sosial keagamaan yang terbentuk dari berbagai daerah di Indonesia. Pembaharuan organisasi – organisasi di Indonesia ini meliputi bidang akidah, politik, pendidikan , dan ekonomi. Islam telah ditanamkan di dalam semua bidang kehidupan. Pada masa modern inilah perlahan-lahan Islam mulai menampakkan kejayaannya. Dan sebagai umat Islam pada zaman modern, kita harus dapat menjaga dan menyiarkan syiar agama Islam dengan baik. Agar di kemudian hari, kegagalan dan kemunduran Islam yang terjadi pada masa lalu tidak terulang kembali.