Laman

PROJECT TIME MANAGEMENT

EKA ILMAN MUNANDAR
22110274
Project Time Management Ini manajemen waktu proyek, proses menjelaskan bagaimana untuk memantau dan mengontrol waktu yang dihabiskan dalam sebuah proyek.
Ini menggambarkan setiap prosedur Manajemen Waktu langkah-langkah demi menjelaskan bagaimana menggunakan Timesheet dan manajemen waktu log untuk merekam waktu yang diahbiskan.
Dengan menggunakan Proses Waktu, anda dapat mengontrol jumlah waktu yamg dibutuhkan staf untuk membangun deliverable dalam proyek, meningkatkan peluiang anda untuk memberikan “tepat waktu” dan jadwal.
Apa itu Manajemen Waktu ?
Manajemen Proyek Waktu adalah semua tentang rekaman waktu yang dihabiskan oleh orang-orang pada sebuah proyek. Untuk merekam waktu yang dihabiskan, tim melaksanakan Proses Manajemen Waktu Proyek. Ini waktu proses perekaman melibatkan waktu yang dihabiskan untuk tugas-tugas, menggunakan Timesheet. Proses waktu membantu manajer mengetahui tugas-tugas teleah bekerja, pada, kapan dan berapa lama.
Kapan saya menggunakan manajemn waktu ?
Cara terbaik untuk melihat apakah proyek anda berada di trek adalah untuk mencatat waktu benar-benar menghabiskan waktu yang direncankan harus dihabiskan. Proses ini disebut Proyek Manajemen Waktu, dan itu adalah jauh cara yang paling efektif untuk memantau kemajuan proyek. Proses waktu memungkinkan anda untuk melihat untuk setiap tugas, apakah yang telah diselesaikan pada waktu. Proses waktu juga memungkinkan amda untuk mengontrol waktu yang dihabiskan dengan menerapkan proses persetujuan kartu absen.
Proyek ini Waktu proses Manajemen akan membantu anda untuk :
- Menempatkan proses untuk waktu perekaman dalam proyek
- Gunakan timesheet untuk memantau waktu yang dihabiskan oleh staf
- Mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah manajemen waktu
- Jauhkan Rencana Proyek Anda Up TO Date setiap saat
Ini Waktu Proyek Manajemen proses adalah unik karena :
- Daftar langkah kunci yang dibutuhkan untuk mengatur waktu dalam sebuah proyek
- Tremasuk diagram proses, menampilkan saat langkah-langkah yang diambil
- Menjelaskan masing-masing peran dan tanggungjawab yang terlibat
- Apakah praselesai dan siap untuk digunakan pada proyek-proyek sekarang
Bab ini mencakup konsep-konsep kunci yang berkaitan dengan Proyek Manajemen Waktu.
1. The knowledge area of Project Time Management consists of the following processes - Luas Pengetahuan Manajemen Proyek Waktu terdiri dari proses berikut -
Time Management Processes Manajemen Waktu Proses
Process Proses Project Phase Proyek Tahap Key Deliverables Kunci Deliverables
Define Activities Tentukan Kegiatan Planning Perencanaan Activity List, Milestone list Daftar Kegiatan, daftar Milestone
Sequence Activities Urutan Kegiatan Planning Perencanaan Project Schedule network diagrams Jadwal proyek jaringan diagram
Estimate Activity Resources Perkiraan Sumber Daya Kegiatan Planning Perencanaan Activity resource requirements, Aktivitas sumber daya persyaratan,
Resource breakdown structure Sumber daya kerusakan struktur
Estimate Activity Durations Perkiraan Kegiatan Durasi Planning Perencanaan Activity duration estimates Kegiatan perkiraan durasi
Develop Schedule Mengembangkan Jadwal Planning Perencanaan Project Schedule Jadwal Proyek
Control Schedule Kontrol Jadwal Monitoring and Controlling Pemantauan dan Pengendalian Work Performance measurements, Kinerja kerja pengukuran,
Change Requests Perubahan Permintaan
2. class="basic" The Define Activities process has the following Inputs, Tools and Techniques and Outputs - class = "dasar" telah Para Tentukan Kegiatan proses Masukan berikut, Tools dan Teknik dan Output -
Define Activities Process Tentukan Proses Kegiatan
Inputs Masukan Tools and Techniques Alat dan Teknik Outputs Output
Scope baseline Lingkup dasar Decomposition Pembusukan Activity list Aktivitas daftar
Enterprise environmental factors Faktor lingkungan perusahaan Rolling wave planning Gelombang bergulir perencanaan Activity attributes Aktivitas atribut
Organizational process assets Proses Organisasi aset Templates Template Milestone list Milestone daftar
Expert judgment Ahli penilaian
3. The Sequence Activities process has the following Inputs, Tools and Techniques and Outputs - Urutan Kegiatan proses memiliki Masukan berikut, Tools dan Teknik dan Output -
Sequence Activities Process Urutan Proses Kegiatan
Inputs Masukan Tools and Techniques Alat dan Teknik Outputs Output
Project scope statement Proyek ruang lingkup pernyataan Precedence diagram method (PDM) or AON Precedence Diagram metode (PDM) atau AON Project schedule network diagrams Diagram jaringan jadwal proyek
Activity List Daftar Kegiatan Applying leads and lags Menerapkan memimpin dan tertinggal Project document updates Proyek dokumen update
Activity attributes Aktivitas atribut Schedule Network Templates Jadwal Template Jaringan
Milestone list Milestone daftar Dependency determination Ketergantungan tekad
Organizational process assets Proses Organisasi aset
4. The Estimate Activity Resources process has the following Inputs, Tools and Techniques and Outputs - Kegiatan Estimasi Sumber Daya proses memiliki Masukan berikut, Tools dan Teknik dan Output -
Estimate Activity Resources Process Perkiraan Sumber Daya Proses Kegiatan
Inputs Masukan Tools and Techniques Alat dan Teknik Outputs Output
Activity List Daftar Kegiatan Expert judgment Ahli penilaian Activity resource requirements Aktivitas sumber daya persyaratan
Activity attributes Aktivitas atribut Alternative analysis Alternatif analisis Resource breakdown structure Sumber daya kerusakan struktur
Resource calendars Sumber daya kalender Published estimating data Diterbitkan memperkirakan Data Project document updates Proyek dokumen update
Enterprise environmental factors Faktor lingkungan perusahaan Bottom-up estimating Bottom-up memperkirakan
Organizational process assets Proses Organisasi aset Project Management software Manajemen Proyek perangkat lunak
5. The Estimate Activity Durations process has the following Inputs, Tools and Techniques and Outputs - Kegiatan Estimasi Durasi proses memiliki Masukan berikut, Tools dan Teknik dan Output -
Estimate Activity Durations Process Kegiatan Perkiraan Durasi Proses
Inputs Masukan Tools and Techniques Alat dan Teknik Outputs Output
Activity list Aktivitas daftar Expert judgment Ahli penilaian Activity duration estimates Kegiatan perkiraan durasi
Activity attributes Aktivitas atribut Analogous estimating Analog memperkirakan Project document updates Proyek dokumen update
Activity resource requirements Aktivitas sumber daya persyaratan Parametric estimating Parametrik memperkirakan
Resource calendars Sumber daya kalender Three-point estimates Tiga titik perkiraan
Project scope statement Proyek ruang lingkup pernyataan Reserve analysis Cadangan analisis
Enterprise environmental factors Faktor lingkungan perusahaan
Organizational process assets Proses Organisasi aset
6. The Develop Schedule process has the following Inputs, Tools and Techniques, and Outputs- Proses Jadwal Mengembangkan memiliki Masukan berikut, Tools dan Teknik, dan Output-
Develop Schedule Process Mengembangkan Proses Jadwal
Inputs Masukan Tools and Techniques Alat dan Teknik Outputs Output
Organizational process assets Proses Organisasi aset Schedule network analysis Jadwal analisis jaringan Project Schedule Jadwal Proyek
Project scope statement Proyek ruang lingkup pernyataan Critical path method Metode Kritis jalan Schedule baseline Jadwal baseline
Activity List Daftar Kegiatan Schedule Compression Jadwal Kompresi Schedule data Data Jadwal
Activity attributes Aktivitas atribut What-if scenario analysis Apa-jika skenario analisis Project document updates Proyek dokumen update
Project Schedule Network diagram Jadwal Proyek Jaringan Diagram Resource levelling Sumber daya meratakan
Activity Resource requirements Kegiatan Sumber Daya persyaratan Critical chain method Kritis Metode rantai
Resource Calendars Sumber daya Kalender Scheduling tool Penjadwalan alat
Activity duration estimates Kegiatan perkiraan durasi Applying calendars Menerapkan kalender
Project Management Plan - Rencana Manajemen Proyek -
Risk Register Risiko Pendaftaran Adjusting Leads and Lags Menyesuaikan Memimpin dan Lambannya
Enterprise environmental factors Faktor lingkungan perusahaan
7. The Control Schedule process has the following Inputs, Tools and Techniques and Outputs - Jadwal Proses Kontrol memiliki Masukan berikut, Tools dan Teknik dan Output -
Control Schedule Process Jadwal Kontrol Proses
Inputs Masukan Tools and Techniques Alat dan Teknik Outputs Output
Project management plan Rencana manajemen proyek Performance reviews Kinerja ulasan Work performance measurements Pekerjaan pengukuran kinerja
Project schedule Jadwal proyek Variance analysis Analisis varians Organizational process assets updates Aset proses organisasi update
Work performance information Pekerjaan informasi kinerja Project management software Manajemen proyek perangkat lunak Change requests Permintaan perubahan
Organizational process assets Proses Organisasi aset Resource leveling Sumber daya meratakan Project management plan updates Rencana pembaruan manajemen proyek
What-if scenario analysis Apa-jika skenario analisis Project document updates Proyek dokumen update
Adjusting leads and lags Menyesuaikan memimpin dan tertinggal
Schedule compression Jadwal kompresi
Scheduling tool Penjadwalan alat
8. Bar charts (or Gantt charts) are used to display tasks and their dates in a graphical fashion. Grafik batang (atau grafik Gantt) digunakan untuk menampilkan tugas dan tanggal mereka dalam mode grafis. They are used to display information of the type task 1 is scheduled from date A to date B. Typically the date range is displayed in the X-axis and the tasks on the Y-axis. Mereka digunakan untuk menampilkan informasi dari tugas tipe 1 dijadwalkan dari tanggal A ke B. Biasanya tanggal rentang tanggal yang ditampilkan dalam sumbu X dan tugas-tugas pada sumbu Y-. Bar charts do not show task dependencies. Grafik batang tidak menunjukkan dependensi tugas. They are generally used to track progress and show to the team. Mereka umumnya digunakan untuk melacak kemajuan dan menunjukkan kepada tim.
9. Milestone charts are similar to bar charts but display only major events. Grafik tonggak mirip dengan bar chart, tetapi hanya menampilkan peristiwa besar. They display major milestones (for example bridge design completed). Mereka menampilkan tonggak utama (untuk contoh desain jembatan selesai). They are used to report status to Management. Mereka digunakan untuk melaporkan status untuk Manajemen.
10. Network diagrams are used to display activities and their dependencies. Diagram jaringan yang digunakan untuk menampilkan kegiatan dan dependensi mereka. Network diagrams can be used to perform critical path analysis. Diagram jaringan dapat digunakan untuk melakukan analisis jalur kritis. Network diagrams can also be used to perform crashing and fast tracking of the project. Diagram jaringan juga dapat digunakan untuk melakukan pelacakan dan cepat menerjang proyek.
There are two type of network diagrams - Ada dua jenis diagram jaringan -
Activities on Node (or Precedence) Kegiatan pada Node (atau Precedence)
Activities on Arrow (or AOA) Kegiatan pada panah (atau AOA)
Precedence is most commonly used. Precedence ini paling sering digunakan. AON and AOA cannot have loops or conditional relationships. AON dan AOA tidak dapat memiliki loop atau hubungan bersyarat.
11. An activity in a network diagram is displayed as shown below. Sebuah kegiatan dalam diagram jaringan akan ditampilkan seperti yang ditunjukkan di bawah ini.
Activity name Kegiatan nama
class="basic"Activity Number class = "dasar" Kegiatan Nomor Estimate Perkiraan
12. As an example - Sebagai contoh -
Documentation Dokumentasi
2 2 5 days 5 hari
13. In the above example Documentation is activity number 2 and is estimated to last 5 days. Dalam contoh di atas Dokumentasi adalah jumlah aktivitas 2 dan diperkirakan akan berlangsung 5 hari.
14. Precedence (or Activity on Node) diagrams can be used to display four type of relationship between activities. Precedence (atau Kegiatan pada Node) diagram dapat digunakan untuk menampilkan empat jenis hubungan antara kegiatan. These are Ini adalah
Finish-To-Start Selesai-Untuk-Start
Start-To-Start Start-Untuk-Mulai
Start-To-Finish Start-Untuk-Selesai
Finish-To-Finish Selesai-Untuk-Selesai
Finish-to-start relationship means the dependent activity cannot start until the first activity is finished. Selesai-untuk-memulai hubungan berarti aktivitas tergantung tidak dapat dimulai sebelum kegiatan pertama selesai. This is the most common way to represent relationships between activities. Ini adalah cara paling umum untuk mewakili hubungan antara kegiatan.
15. Activity on Array (AOA) network diagrams have the following characteristics. Kegiatan pada Array (AOA) diagram jaringan memiliki karakteristik sebagai berikut.
AOA only uses Finish-To-Start relationship between tasks. AOA hanya menggunakan Selesai-Untuk-Mulai hubungan antara tugas-tugas.
PERT and CPM can only be used with AOA. PERT dan CPM hanya dapat digunakan dengan AOA.
Dummy events are shown with dotted lines. Dummy peristiwa ditampilkan dengan garis putus-putus. They do not take any time. Mereka tidak mengambil waktu. They show dependencies between tasks. Mereka menunjukkan ketergantungan antara tugas-tugas.
16. Longest path through the network diagram is called the critical path. Jalan terpanjang melalui diagram jaringan disebut jalur kritis. The activities on the critical paths are called critical activities. Kegiatan di jalur kritis disebut kegiatan kritis.
17. Lags are inserted waiting times in between tasks. Lambannya dimasukkan menunggu waktu di antara tugas-tugas. For example Task B cannot start until three days after task A completes. Misalnya B Tugas tidak dapat dimulai sampai tiga hari setelah tugas A selesai.
18. Slack or Float is the amount of time a task can be delayed without delaying the project. Slack atau float adalah jumlah waktu tugas dapat ditunda tanpa menunda proyek. Tasks on the critical path have zero float. Tugas pada jalur kritis memiliki nol mengambang.
19. Critical Path Method (CPM) has the following characteristics. Metode Jalur Kritis (CPM) memiliki karakteristik sebagai berikut.
It uses one time estimate per activity Menggunakan satu memperkirakan waktu per kegiatan
It can be drawn only using AOA diagrams Hal ini dapat ditarik hanya menggunakan diagram AOA
It can have dummy events Hal ini dapat memiliki acara boneka
20. Program Evaluation and Review Technique (PERT) has the following characteristics. Evaluasi Program dan Teknik Review (PERT) memiliki karakteristik sebagai berikut.
It uses three estimates per activity - optimistic, pessimistic and most likely Ini menggunakan tiga perkiraan per kegiatan - optimis, pesimis dan kemungkinan besar
It can be drawn only using AOA diagrams Hal ini dapat ditarik hanya menggunakan diagram AOA
It can have dummy events Hal ini dapat memiliki acara boneka
21. PERT utilizes more information than CPM as it considers the "Pessimistic" and "Optimistic" values in addition to the "Most Likely" value in its calculations. PERT menggunakan informasi lebih dari BPT karena mempertimbangkan "pesimistis" dan "Optimis" nilai-nilai selain nilai "Paling Mungkin" dalam perhitungannya. The following are formulae used by PERT - Berikut ini adalah formula yang digunakan oleh PERT -
Mean = (P + 4M + O)/6
Standard Deviation = (PO)/6
Variance = ((PO)/6) 2
Here P is the pessimistic estimate, O is the optimistic estimate and M is the most likely estimate. Berikut P adalah perkiraan pesimis, O adalah perkiraan optimis dan M adalah perkiraan yang paling mungkin.
22. GERT is another type of network diagram. Gert adalah jenis lain dari diagram jaringan. It can support looping. Hal ini dapat mendukung perulangan.
23. If a project has more than one critical paths then the risk to the project increases. Jika sebuah proyek memiliki lebih dari satu jalur kritis maka risiko meningkat proyek.
24. Resource levelling refers to keeping the resources same across the duration of the project. Sumber daya meratakan mengacu untuk menjaga sumber daya yang sama di seluruh durasi proyek.
Sumber http://www.preparepm.com/notes/time.html
Sumber www.method123.com/time-management.php

Project Scope Management

Project scope management diperlukan untuk memastikan bahwa kebutuhan user (requirement) diimplementasikan dengan baik pada proses eksekusi project. Fokus utama pada scope management adalah mendefinisikan dan mengontrol scope.

Proses-proses pada Scope Management:

1. Collect Requirements: mendefinisikan dan mendokumentasikan kebutuhan dari stakeholder terkait tujuan project (goal)
2. Define Scope: membuat detail deskripsi dari project dan produk.
3. Create WBS: mem-break down deliverable menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan manageable.
4. Verfy Scope: proses formalisasi acceptance deliverable project.
5. Control Scope: proses monitoring status dari scope dan mengelola perubahan scope baseline.

Pada scope management dikenal ada 2 scope, yaitu:

1. Product scope: fitur dan fungsi yang merupakan karakteristik dari produk, service, atau hasil (result).
2. Project scope: pekerjaan maupun aktifitas yang harus dilakukan untuk men-deliver produk/service/result sesuai fitur dan fungsi yang sudah ditetapkan.

Scope Baseline, berisi kesepakatan mengenai project scope, product scope, dan WBS. Scope baseline ini akan selalu dimonitor, diverifikasi, dan dikontrol selama jalannya project.

Manajemen Kualitas (Quality Management)

Pengertian Mutu ( Kualitas )

Mutu (kualitas) dalam kerangka ISO 9000 didefinisikan sebagai “ciri dan karakter menyeluruh dari suatu produk atau jasa yang mempengaruhi kemampuan produk tersebut untuk memuaskan kebutuhan tertentu”. Hal ini berarti bahwa kita harus dapat mengidentifikasikan ciri dan karkter produk yang berhubungan dengan mutu dan kemudian membuat suatu dasar tolok ukur dan cara pengendaliannya.

Definisi ini jelas menekankan pada kepuasan pelanggan atau pemakai produk. Dalam suatu proyek gedung, pelanggan dapat berarti pemberi tugas, penyewa gedung atau masyarakat pemakai. Misalnya dari segi disain, kepuasan dapat diukur dari segi estetika, pemenuhan fungsi, keawetan bahan, keamanan, dan ketepatan waktu. Sedangkan dari segi pelaksanaan, ukurannya adalah pada kerapihan penyelesaian, integritas (sesuai gambar dan spesifikasi) pelaksanaan, tepatnya waktu penyerahan dan biaya, serta bebas cacat.

Pengertian Manajemen Mutu

Manajemen Mutu adalah aspek-aspek dari fungsi manajemen keseluruhan yang menetapkan dan menjalankan kebijakan mutu suatu perusahaan/organisasi. Dalam rangka mencukupkan kebutuhan pelanggan dan ketepatan waktu dengan anggaran yang hemat dan ekonomis, seorang manager proyek harus memasukkan dan mengadakan pelatihan management kualitas. Hal hal yang menyangkut kualitas yang di maksud diatas adalah :

· Produk / pelayanan / proses pelaksanaan.

· Proses management proyek itu sendiri.

Didalam tuntutan zaman , dan dalam era persaingan bebas, kita harus banyak belajar tentang hal hal yang menyangkut proses manajemen dalam lingkungan kerja, terutama tentang pentingnya sistem dan realisasinya dalam proyek di lapangan.

Management kualitas Proyek

Pada bagian ini di fokuskan pada proses dari management proyek. Ada 2 model atau teknik yang telah sukses di gabungkan dan di terapkan dalam pelatihan di konsultan konsultan konstruksi dalam meningkatkan kinerja proses dari management proyek, antara lain : Continuous Quality Model dan Process Quality Management Model.

Continuous Quality Management

Merupakan cara yang digunakan sebuah perusahaan yang mana dapat digunakan untuk meningkatkan proses bisnis mereka. Ini merupakan cara hidup dari semua organisasi yang ingin mencapai posisi yang kompetitif dalam arus industrisasi yang cepat.

Process Management Model

Model atau cara ini digunakan menghubungkan faktor kesuksesan yang kritis pada proses bisnis . Ini membangun dasar pondasi yang mana Continous Quality Management Model meneruskan mengadakan suatau analisis yang terhadap langkah langkah dan proses dalam meningkatkan dan memanfaatkan kesempatan yang ada.

Penggunaan kualitas dalam proyek konstruksi

Management kualitas yang terpadu merupakan pendekatan yang umum di gunakan untuk mendapatkan suatu kualitas yang diinginkan. Dan kualitas suatu proyek adalah masalah yang khusus yang mana wajib memerlukan penafsiran yang khusus pula.

Ada 6 (enam) lingkup dari pekerjaan proyek yang mana kualitas harus diuji dan diperiksa yaitu :

· Kualitas dari penerangan dan keputusan dari klien

· Kualitas dari proses disain

· Kualitas Material dan komponen

· Kualitas dari kumpulan proyek

· Kualitas dari kegiatan management proyek

· Management proyek sebagai rata rata dari peningkatan kualitas proyek

Syarat Penggunaan dalam Quality Management

Ada beberapa bagian yang mana digunakan dalam management kualitas. Dalam konteks konstruksi beberapa akan di jelaskan.

1. Inspeksi

Inspeksi merupakan alat untuk mengukur kegiatan proses konstruksi untuk memeriksa apakah standard spesifikasi udah di capai.

2. Quality control

Pengendalian Mutu (Quality Control) adalah teknik dan aktivitas operasi yang digunakan agar mutu tertentu yang dikehendaki dapat dicapai. Aktivitasnya mencakup monitoring, mengeliminir problem yang diketahui, mengurangi penyimpangan/perubahan yang tidak perlu serta usaha-usaha untuk mencapai efektivitas ekonomi.

Mutu (kualitas) dalam kerangka ISO-9000 didefinisikan sebagai “ciri dan karakter menyeluruh dari suatu produk atau jasa yang mempengaruhi kemampuan produk tersebut untuk memuaskan kebutuhan tertentu”. Hal ini berarti bahwa kita harus dapat mengidentifikasikan ciri dan karakter produk yang berhubungan dengan mutu dan kemudian membuat suatu dasar tolok ukur dan cara pengendaliannya.

Quality Assurance

Pemastian Mutu (Quality Assurance) adalah seluruh tindakan yang sistematis dan terencana yang diperlukan agar terjadi kepastian dan kepercayaan terhadap mutu produk/jasa yang diberikan. Aktivitasnya mencakup kegiatan proses, baik internal maupun eksternal termasuk merumuskan kebutuhan pelanggan. Maksud dari Quality assurance ini adalah mengidentifikasi kemajuan dari kualitas. Quality assurance mengevaluasi cost dari proyek secara keseluruhan secara teratur untuk menetapkan anggaran yang keluar relevan dan sesuai dengan standard kualitas.

Total Quality Management (management kualitas terpadu )

Pada tahun-tahun sekarang sangat sangat penting meningkatkan kualitas dari sebuah produk yang di hasilkan . Tekanan ini banyak datang dari perusahaan -perusahaan besar internasional seperti perusahaan mobil dan computer. Persaingan antar perusahaan tersebut lebih memaksa mereka untuk lebih lagi meningkatkan kualitas produk yang di hasilkan, agar mendapat kepercayaan dari pasar..

5( lima ) pilar dalam Total quality management

Semua sistem manajemen yang menjunjung tinggi kemanusiaan di perlukan untuk menyatukan prinsip prinsip Total quality management ke dalam setiap aspek organisasi. Bill Creech, salah seorang dari Tim manajemen impian tahun 90-an di Amerika, telah lama menggunakan lima pilar sebagai suatu cara untuk memberikan gambaran akan perlunya dasar yang luas bagi TQM . Menurut Bill Creech ,Produk adalah titik pusat untuk tujuan dan pencapaian organisasi. Mutu dalam produk tidak mungkin ada tanpa mutu di dalam proses. Mutu di dalam proses tidak mungkin ada tanpa organisasi yang tepat. Organisasi yang tepat tidak ada artinya tanpa pemimpin yang memadai. Komitmen yang kuat dari bawah ke atas merupakan pilar pendukung bagi semua yang lain. setiap pilar tergantung pada pilar yang lainnya , dan kalau salah satu lemah sendirinya yang lain akan lemah.

Penerapan TQM dalam Organisasi

Didalam 5 pilar manajemen kualitas terpadu , organisasi merupakan pilar di tengah. Cara kita berorganisasi jelas mempengaruhi semua unsur dan kegiatan yang lain. Organisasi adalah kerangka kerja yang diandalkan oleh seluruh sistem manajemen untuk mendapatkan hasil kerja yang efisien. Untuk alasan tersebut organisasi lebih dari sesuatu dalam menentukan kesehatan dan vitalitas keseluruhan dari sistem. Pengalaman menunjukan bahwa beberapa struktur organisasi hanya cocok untuk sistem sentralisasi,

sedangkan yang lain hanya cocok untuk sistem desentralisasi. Penetapan sentralisme pada input dan ketergantungan pada peraturan yang berlebihan menekan semangat manusia . Perlakuan yang kasar terhadap factor sistem manusia memuat orang merasa terasing dan juga bisa memadamkan motivasi kita. Sebaliknya struktur desentralisasi mempermudah pemimpin dan membebaskan kreatifitas. Sebenarnya. Pertanyaaan kuncinya adalah organisasi mengembangkan atau meredam semangat manusia. Oleh karena itu bagaimana kita memilih organisasi yang dapat melambungkan dan organisasi yang dapat memjatuhkan kita. Berkenaan dengan hal itu , memikirkan struktur sebuah organisasidalam arti vertical merupakan hal yang tradisional. Seertisebuah pyramid dengan sebuah puncak, suatu

dasar, dengan berlapis lapis manajemen diantaranya. Tetapi ini dapat juga di pikirkan sebagai sebuah segitiga , yang terletak pada sebuah sisinya, ada bagian depan dan belakang. Semakin tinggi rasio gigi ke ekor dari organisasi itu. Tak perlu di pertanyakan lagi, semakin sengitnya persaingan dalam era globaliasi, semakin banyak gigi yang diperlukan. Karyawan di bagian depan, di ujung tombak yang langsung berhadapan dengan pelanggan dan pesaing.

Kebanyakan dalam bisnis Amerika menyebut karyawan sebagai Frontline

(garis depan), tetapi itu hanya berupa pemikiran depan ke belakang. Dalam analisis akhir, peran dimenangkan dengan apa yang terjadi di depan .Hasil akhir dari persaingan ekonomi antar organisasi dan antar negara ditentukan dengan cara yang tepat sama. Hasil akhirnya tergantung pada pelaksana ujung tombak. Oleh karena itu pemikiran konseptual mengenai organisasi harus dimulai dari bawah (di bagian depan) dan di lanjutkan dari situ, dengan focus yang semakin terpusat pada cara membuat struktur tebaik bagi organisasi dan mengatur agar baggian garis depan menjadi kompeten, kreatif, dan memberikan komitmennya sebagai prasyarat untuk sukses.

Perubahan sekarang sudah menyebar ke mana mana dan proses mutu diucapkan oleh banyak orang. Tetapi hanya sedikit terjadi perubahan yang sebenarnya. Hal ini disebabkan oleh kebanyakan perusahaan sedang memandang proses yang terjadi bukan merupakan perpanjangan dari permintaaan mereka dari seluruh organisasi. Ini merupakan penghapusan yang serius karena di situklah kerusakan paling menyedihkan akibat sentralisme. Struktur yang di hasilkan nya dan tergantung dalam rangka.

mendukung ajarannya adalah kebalikan dari cepat tanggap dan fleksibilitas. Dan hal itu membuat kuno dan tidak cocok dengan persaingan gerak cepat dari zaman globalisasi. Sementara beberapa praktisi.sentralisme yang penuh keyakinan mengaku mendukung perubahan , dalam kenyataanya perubahan tadi hanyalah tambal sulam pada suatu sistem yang pada dasarnya demikian rusak seingga kegunaan dari tambalan tadi demikian kecil.

Sistem Management Kualitas

Pengertian Sistem

Dari segi Etimologi, kata sistem sebenarnya berasal dari Bahasa Yunani yaitu

“Systema”, yang dalam Bahasa Inggris dikenal dengan “SYSTEM”, yang mempunyai satu pengertian yaitu sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan satu keseluruhan yang tidak terpisahkan. Berikut ini pengertian sistem yang di berikan oleh para ahli :

Buckley

Sistem adalah suatu kebulatan atau totalitas yang berfungsi secara utuh, disebabkan adanya saling ketergantungan diantara bagian-bagiannya. (A whole that functions as a whole by virtue of interdependence of its parts).

Sistem adalah sekelompok komponen yang terdiri dari manusia dan/atau bukan manusia (non-human) yang diorganisir dan diatur sedemikian rupa sehingga komponen-komponen tersebut dapat bertindak sebagai satu kesatuan dalam mencapai tujuan, sasaran bersama atau hasil akhir. Pengertian ini, mengandung arti pentingnya aspek pengaturan dan pengorganisasian komponen dari suatu sistem untuk mencapai sasaran bersama, karena bila tidak ada sinkronisasi dan koordinasi yang tepat, maka kegiatan masing-masing komponen, sub-sistem, atau bidang dalam suatu organisasi akan kurang saling mendukung.

B.S. Blanchard (1990)

Engineering System adalah aplikasi yang efektif dari usaha-usaha ilmu pengetahuan dan engineering dalam rangka mewujudkan kebutuhan operasional menjadi suatu sistem konfigurasi tertentu, melalui proses yang saling terkait berupa definisi keperluan analisis fungsional, sintesis, optimasi, desain, tes, dan evaluasi.

Pemakaian sistem dapat di golongkan secara garis besar dalam 2 golongan pemakaian yaitu :

1. Menunjukan pada suatu bentuk fisik, sesuatu wujud benda, abstrak maupun konkrit termasuk juga konsepsi yang dikenal dengan deskriptif

2. Menunjukan suatu metode atau tata-cara yang dikenal dengan preskriptif

Sistem paling sering digunakan untuk menunjukan pengertian metode atau cara dan sesuatu himpunan unsur atau komponen yang saling berhubungan satu sama lain menjadi satu kesatuan.

Deskriptif / Preskriptif

Ini sebuah mobil. Ini sebuah mobil yg bisa memberi layanan transportasi ekonomis. Ini program investasi yang akan meningkatkan deviden. Ini perlengkapan keamanan yang akan mencegah kecelakaan contoh tersebut di atas menunjukan pada suatu wujud barang atau benda dalam pengertian deskriptif yang berlainan dengan benda yang dipergunakan dalam pengertian preskriptif yaitu sebagai suatu metode atau alat untuk mencapai sesuatu.

Konsep pengertian sistem sebagai suatu metode ini dikenal dalam pengertian umum sebagai pendekatan sistem yang merupakan penerapan metode ilmiah dalam memecahkan suatu masalah. Ada banyak penyebab atas terjadinya sesuatu masalah. Jadi pendekatan sistem menyadari adanya kerumitan di dalam kebanyakan permasalahan. Misalnya dalam kasus suatu kecelakaan mobil kita tidak bisa menganggap terjadinya kecelakaan akibat mobil dijalankan ngebut. Apabila dikaji lebih cermat banyak faktor yang dapat menjadi penyebab kecelakaan mobil. Secara singkat dapat dikatakan bahwa banyak manfaat yang kita peroleh dengan mengambil kesimpulan atau keputusan secara sistematik ini.

Defenisi Sistem

Adalah sehimpunan unsur yang melakukan sesuatu kegiatan atau menyusun skema atau tata cara melakukan sesuatu kegiatan pemrosesan untuk mencapai sesuatu atau beberapa tujuan, mendayagunakan atau mengolah atau memberlakukan persayaratan produk, jadwal, bahan mentah, dan daya listrik yang diubah menjadi daya mekanik guna menghasilkan karya, produk dan informasi yang telah direncanakan atau ditetapkan pada saat para langganan memerlukannya.

Sistem Informasi Manajemen. Sekumpulan orang, seperangkat pedoman dan alat perlengkapan pengolah data memilih, menyimpan, mengolah dan mengambil kembali data (mengolah data dan bahan) untuk mengurangi ketidakpastian di dalam pembuatan keputusan dengan menghasilkan atau memberikan informasi bagi/kepada pimpinan pada saat pimpinan tersebut bisa mempergunakannya seefisien-efisiennya.

Sistem Organisasi Usaha. Sekumpulan orang mencari dan mengolah sumbersumber material dan informasi untuk mencapai berbagai macam tujuan bersama termasuk keuntungan ekonomi bagi perusahaan dengan menyelenggarakan pembelanjaan atau penganggaran, perancangan, memproduksi dan pemasaran. guna menghasilkan produk akhir dan berhasil memasarkannya sebanyak jumlah minimum tertentu per tahunnya.

Jika diperhatikan ketiga contoh di atas, maka nampak ada unsur difinisi yang selalu ada yaitu:

1. Sehimpunan Unsur

2. Tujuan Sistem

3. Wujud Hasil Kegiatan atau Proses Sistem dalam Kurun Waktu sistem konstruksi

Bagaimana dengan pengertian Sistem yang dikaitkan dengan Konstruksi, yang sering ditulis dengan sistem konstruksi. Sebenarnya kata konstruksi menurut Bahasa Indonesia lebih dekat dengan kata dari Bahasa Belanda “Konstruktie”, karena kata Konstruksi yang dimaksudkan disini adalah wujud sesuatu bangunan. Sehingga kata Konstruksi haruslah berupa kata benda. Jadi Konstruksi disini bukanlah terjemahan langsung dari Bahasa Inggris yaitu dari kata “Construction”, yang berarti pembangunan. Sehingga “Construction System” menurut Bahasa Inggris lebih tepat diterjemahkan menjadi Sistem Pembangunan yang dekat dengan pengertian “Construction Management”. Jadi yang dimaksud dengan Sistem Konstruksi disini adalah sistem bangunan atau jenis-jenis bangunan atau dalam Bahasa Inggris sebenarnya lebih tepat disebut dengan “Structural System”.

Dengan menggunakan konsep di atas maka Sistem Konstruksi dapat diartikan sebagai sekelompok orang, seperangkat pedoman dan peraturan, fasilitas, alat perlengkapan pengolah data melakukan kegiatan atau bekerja untuk menghasilkan jumlah dan jenis konstruksi tertentu dengan mendayagunakan atau memberlakukan persyaratan teknis, sumber daya alam, sumber daya manusia guna menghasilkan hasil karya dan informasi yang telah direncanakan atau ditetapkan pada saat diperlukan. Selanjutnya, Sistem Konstruksi dalam hal ini juga mengandung artikan sebagai gabungan dan kerjasama dari semua unsur Konstruksi, sehingga membentuk satu kesatuan yang kompak dan terpadu menjadi suatu bangunan untuk suatu manfaat tertentu.

Dalam hal Konstruksi Bangunan Sipil, khususnya Konstruksi Jembatan, maka yang dimaksud dengan Sistem Konstruksi adalah suatu konstruksi yang disusun oleh atau terdiri dari sub-sistem yaitu: Bangunan Atas Jembatan, Bangunan bawah jembatan, dan dilengkapi dengan Bangunan Pelengkap Jembatan. Selanjutnya, kalau bahasan analisa kita turunkan satu level dibawahnya yaitu dengan merinci unsur sub-sistem Bangunan Atas Jembatan maka dapatlah kita uraikan lebih jauh bahwa Bangunan Atas tersebut tersusun dari Gelagar Utama, Diafragma, Lantai-Jembatan, Trotoar, Railing-Post, dan Hand-Railing. Memperhatikan uraian di atas dapatlah kita simpulkan bahwa setiap suatu sistem bisa kita uraikan dalam bentuk sub-sistem pada level dibawahnya. Dan secara umum suatu sistem dapat kita jabarkan dalam bentuk suatu hirarki dengan berbagai levelnya.

Marilah kita tinjau sistem dari sebuah Pohon, dimana setiap Pohon akan terdiri dari sub-sistem dibawahnya yaitu: Batang, Cabang, Ranting, Daun dan buah serta akar. Unsur-unsur pohon tersebut, saling bekerjasama, untuk memperoleh suatu manfaat tertentu, antara lain untuk mempertahankan hidup dan menghasilkan reproduksi. Apabila salah satu atau lebih dari unsur sub-sistem tersebut tidak bekerja atau hilang maka gabungan dari unsur-unsur yang tidak lengkap tersebut tidak dapat kita katakan sebagai sebuah sistem.

Pada suatu sistem yang lebih kompleks misalnya Manusia, dapatlah kita lihat suatu hirarki sebagai berikut: Manusia secara utuh dan lengkap dapat kita sebut sebagai level-1. Selanjutnya sub-sistem yang langsung berada dibawahnya yaitu pada level-2, dapat kita uraikan menjadi Kepala, Tubuh dan Anggota Badan.

Selanjutnya apabila kita teliti lebih jauh pada level sub-sistem berikutnya yaitu pada level-3, maka Kepala dapat pula kita uraikan lebih jauh yaitu terdiri dari mata, telinga, mulut, hidung, dan wajah. Dan seterusnya pada level-4 dapat diuraikan lagi lebih lanjut yaitu untuk Telinga dapat dirinci lebih jauh menjadi: daun-telinga, lubang-telinga, saluran eustachius dan gendang-telinga.

Kalau kita melihat sistem tersebut dengan keterkaitannya kepada dukungan dari unit lain, maka pada tatanan yang mempunyai level sistem yang sama yaitu Teknologi Konstruksi, Keahlian Konstruksi, kelembagaan usaha konstruksi dan jasa Konstruksi, maka akan kita temui suatu kumpulan sistem yang disebut “BIDANG KONSTRUKSI”. Lebih jauh kalau kita melihat pada tatanan yang lebih tinggi yang dikenal dengan sebutan “Supra-Sistemnya”, maka akan kita temui suatu sistem yang cakupannya lebih luas dan lebih menyeluruh, misalnya suatu ruas jalan tertentu dapat kita sebut sebagai Supra-Sistem dari jembatan yang terletak pada ruas tersebut, selanjutnya ruas jalan tersebut dapat pula kita namakan dengan sub-sistem dari suatu sistem jaringan jalan yang lebih luas.

Selanjutnya sistem jaringan jalan ini, dapat pula kita sebut sebagai sub-sistem dari moda-transportasi darat, dimana moda transportasi darat ini dapat pula kita nyatakan menjadi sub-sistem dari sistem transportasi nasional yang mencakup seluruh moda transportasi yang ada yaitu transportasi darat, transportasi laut, dan transportasi udara.

Penilaian terhadap Sistem

Suatu sistem dapat kita katakan optimum apabila semua unsur-unsur yang mendukung sistem tersebut juga mencapai nilai optimum, di atas telah kita bahas beberapa unsur yang mendukung terwujudnya suatu sistem yang optimum yaitu :

1. Teknologi Konstruksi

2. Keakhlian Konstruksi

3. Kelembagaan Konstruksi

4. Jasa Konstruksi

Selain keempat unsur utama tersebut di atas, maka ada beberapa unsur lainnya yang tidak kalah pentingnya untuk turut pula menjadi pertimbangan secara tersendiri disini, meskipun bahasan dari beberapa unsur tersebut dapat pula kita bahas secara implisit di dalam masing-masing unsur tersebut. Unsur-unsur penting lainnya tersebut adalah sebagai berikut:

1. efektif-Efisien

2. ekonomis

3. financial-viable

4. durability, kesesuaian dengan umur rencana

5. azas-Manfaat, keberpihakan kepada Publik

6. sistem Integrasi, terhadap sistem-sistem lain di lingkungannya

7. dan lainnya (lingkungan hidup, dlsb).

Keseluruhan unsur-unsur di atas haruslah menjadi pertimbangan untuk melakukan penilaian terhadap suatu sistem konstruksi, apakah sistem tersebut optimum atau tidak, yang menjadi masalah lebih lanjut adalah, pemberian bobot terhadap masing–masing unsur. Apakah akan kita beri bobot yang sama ataukah dengan

bobot yang berbeda, menurut common–sense seharusnya bobot untuk masingmasing unsur tersebut harusnya tidak sama, tergantung kepada tingkat kepentingan dari masing-masing unsur yang ditinjau, jadi sangat tergantung kepada tingkat Intervention–Policy yang kita tetapkan

Teknologi Konstruksi

Pengertian Teknologi sebenarnya berasal dari kata Bahasa Perancis yaitu “La Teknique“ yang dapat diartikan dengan ”Semua proses yang dilaksanakan dalam upaya untuk mewujudkan sesuatu secara rasional”. Dalam hal ini yang dimaksudkan dengan sesuatu tersebut dapat saja berupa benda atau konsep, pembatasan cara yaitu secara rasional adalah penting sekali dipahami disini sedemikian pembuatan atau pewujudan sesuatu tersebut dapat dilaksanakan secara berulang (repetisi). Berbeda kalau kita membahas tentang suatu produk-seni yang mana proses pembuatannya dilaksanakan secara intuitif jadi tidak secara rasional, sedemikian sehingga karya seni tersebut tidaklah dapat dikatagorikan sebagai suatu produk teknologi. Kalau bahasan wacana ini dikembangkan secara lebih jauh maka kata Teknologi ini biasanya mempunyai pasangan kata yang populer yaitu Science, jadi pasangan kata Science dan Teknologi. Sesungguhnya kata Science ini lebih dekat dengan jawaban kata “WHY”, selanjutnya kata Teknologi dilain pihak sangat dekat dengan pengertian kata jawaban dari “HOW”.

Kalau kita bandingkan penguasaan teknologi konstruksi baja dengan konstruksi beton secara umum dapat kita ketahui, bahwa berdasarkan pengalaman selama ini bahwa teknologi pembuatan konstruksi beton lebih banyak dikuasai oleh bangsa kita, apabila dibandingkan dengan teknologi baja, hal ini dikarenakan bahwa semua unsur material pembuat beton banyak tersedia di Pulau Jawa, karena itu maka nilai rating konstruksi beton kita tetapkan dengan nilai 5, sedangkan untuk konstruksi baja kita tetapkan dengan nilai 3

Selanjutnya kalau kita berikan penilaian terhadap keahlian konstruksi, maka dapat kita ketahui dengan jelas bahwa banyaknya tenaga terampil dan tenaga ahli yang bergerak dibidang pembuatan konstruksi beton lebih banyak dan lebih mudah ditemukan bila dibandingkan dengan, tenaga terampil dan tenaga ahli dibidang konstruksi baja, jadi dapat kita simpulkan disini bahwa nilai rating untuk konstruksi beton pasti lebih tinggi bila dibandingkan dengan konstruksi baja, karena itu kita putuskan nilai untuk beton kita ambil 5 dan untuk konstruksi baja kita ambil nilai 3.

Jasa Konstruksi

Penilaian terhadap sistem apabila dilihat dari sudut Jasa Konstruksi, tentu saja akan melibatkan penilaian apakah pelaksanaan Jasa Konstruksi di Indonesia telah mempunyai suatu landasan Hukum yang kuat, juga apakah pelaksanaan jasa konstruksi disini telah berdasarkan prinsip Market-Oriented. Jadi telah menterapkan sistem persaingan bebas sedemikian sehingga jaminan keamanan terhadap pelaksanaan jasa konstruksi dapat berkembang berdasarkan prinsip persaingan bebas, yang memungkinkan dunia usaha dibidang Jasa Konstruksi ini betul-betul akan hidup dan berkembang secara sehat berdasarkan prinsip-prinsip di atas dan didukung oleh pengembangan Professionalisme.

Dalam hal perbandingan Sistem Konstruksi Baja apabila kita bandingkan dengan sistem konstruksi beton akan dapat ditarik kesimpulan berdasarkan kenyataan yang ada maka pelaksanaan konstruksi beton akan lebih mudah dan lebih disukai dibandingkan dengan pelaksanaan Konstruksi Baja, kerena itu penetapan besarnya nilai rating yang diambil adalah paralel dengan hal tersebut diatas yaitu nilai 5 untuk konstruksi beton dan nilai 3 untuk konstruksi baja. Penilaian selanjutnya akan ditujukan kepada nilai-nilai Eksternal yaitu efektif, ekonomis, durability, manfaat, integrasi terhadap sistem lain dan tingkat gangguanya terhadap lingkungan hidup.

Pentingnya Sistem Management Kualitas

Gelombang globalisasi ekonomi akibat AFTA, GATTS, APEC, WTO, dan lain sebagainya, telah menciptakan kancah kompetisi yang semakin bebas dan ketat. Proteksi yang sebelumnya menjadi benteng bagi produk barang dan jasa dalam negeri, akan hilang diterjang arus liberalisasi. Produk barang dan jasa luar negeri akan bebas masuk ke pasar domestik. Menghadapi situasi seperti ini, terdapat dua pilihan bagi para pelaku usaha jasa konstruksi dan jasa konsultansi yaitu masuk dalam arena kompetisi atau keluar arena kompetisi. Kedua keputusan tersebut memiliki konsekuensi yang sama beratnya. Memasuki arena kompetisi tanpa kekuatan dan strategic sama saja dengan bunuh diri. Keluar dari arena kompetisi tidak berarti luput dari hempasan gelombang globalisasi, malahan boleh jadi dampaknya lebih dahsyat dari pada ikut bertarung pada era kompetisi tersebut. Strategi kompetisi yang paling dapat diandalkan oleh pelaku usaha jasa konstruksi dan jasa konsultansi adalah “strategi kualitas”. Oleh karena itu, para pelaku usaha jasa konstruksi dan konsultansi harus terus berusaha untuk mengembangkan konsepsi dan teknologi kualitas, sejalan dengan kecenderungan globalisasi. Diantara alternatif pilihan yang ada, nampaknya sistem manajemen kualitas ISO9000 dan Total Quality Management (TQM) adalah pilihan yang tepat dan efektif bagi para pelaku usahajasa konstruksi dan konsultansi. TQM mengembangkan konsep kualitas dari sudut pandang pengguna jasa konstruksi dan jasa konsultansi yang mengartikan kualitas adalah kesesuaian. Bila suatu konstruksi prasarana atau infrastruktur dibangun, dibiayai dan digunakan atau dimanfaatkan oleh pengguna jasa (pemerintah dan masyarakat) sesuai dengan persyaratan , maka dapat di katakana berkualitas. Persyaratan yang dimaksudkan adalah sesuai dengan kebutuhan dan keinginan penggunaj asa. Oleh karena itu dalam konsep TQM, pengguna jasa bukan hanya diartikan sebagai pembeli bangunan, tetapi diartikan juga sebagai proses berikutnya dan pihak yang menentukan persyaratan. Usaha-usaha peningkatan dan pengendalian kualitas pada awalnya hanya dalam lingkup penyedia jasa dan pengguna jasa. Sehingga diperlukan pihak ketiga yang sifatnya independen. Kehadiran pihak ketiga ini dianggap lebih obyektif dan dapat diterima kedua belah pihak. Sehingga memunculkan lembaga akreditasi di beberapa negara dengan menggunakan produk standar seperti: ASTM, JIS, BS dan lain sebagainya. Untuk memberikan jaminan pada semua pihak yang terlibat dalam perdagangan global (termasuk pelayanan jasa konstruksi/ konsultansi) bagi pihak pengguna jasa, diperlukan pihak ketiga yang independen dan dapat diterima semua pihak. Demikian sedikit kupasan mengenai hubungan globalisasi, jasa konstruksi, konsultansi dengan manajemen kualitas.

Sistem Management Kualitas Berdasarkan ISO 9000

ISO 9000 series adalah standard quality manajemen yang dibentuk berdasarkan dari konvensi ISO/TC 176 (ISO Technical Committee 176) pada 1979. ISO-9000 di bentuk sebagai dasar dari suatu seri standard quality manajemen, yang di susun secara lengkap pada 1982 dan dikenalkan secara umum pada 1983. ISO 9000 seri standard memperkenalkan persyaratan-persyaratan penting yang perusahaan butuhkan untuk menjamin konsistensi produksi dan pengiriman yang tepat waktu terhadap barang dan jasa kepada pasar.

Persyaratan-persyaratan tersebut dapat dipenuhi dengan jalan membangun standard-standard yang tersusun sebagai sistem manajemen kualitas. Konsistensi terhadap semua kebutuhan dan persyaratan konsumen setiap waktu adalah sangat penting untuk menjaga kepuasan dan loyalitas pelanggan. Jika perusahaan kita tidak melaksanakan hal tersebut akan membuat pasar dan pelanggan akan berpaling dari kita dan berpindah kepada saingan kita.

ISO-9000 seri mampu memberikan keuntungan dalam manajemen kualitas bagi semua organisasi ,baik organisasi besar maupun kecil, organisasi masyarakat atau swasta tanpa terlalu mencampuri bagaimana organisasi itu harus berjalan.

ISO-9000 menerangkan persyaratan-persyaratan apa yang harus dipenuhi bukan bagaimana cara memenuhi persyaratan tersebut. Hal ini memungkinkan adanya persamaan standart bagi semua organisasi atau perusahaan tapi memberikan celah bagi organisasi tersebut untuk menyesuaikan organisasinya sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan orgainasi tersebut yang berbeda dengan organisasi lainnya.

Dengan penerapan ISO-9000 dengan benar maka organisasi akan mampu membangun perusahaannya sehingga mempunyai kemampuan penyediaan barang dan pelayanan yang sesuai dengan keiniginan dan kebutuhan. Hal ini akan membuat perusahaan lebih menarik bagi pelanggan baik lama atau baru dan meningkatkan kepercayaan mereka bahwa perusahaan mampu memenuhi harapan atau tuntutan mereka.

Perlu diketahui ISO-9000 merupakan standar manajemen mutu bukan standar produk, sehingga perusahaan yang telah mendapat sertifikat ISO 9000 tidak dapat mempublikasikan atau mengiklankan bahwa produknya telah memenuhi standar internasional.

Selain itu untuk menjamin bahwa ISO 9000 dapat menyesuaikan dengan perkembangan jaman maka setiap 6 tahun akan diadakan review dan revisi terhadap standard ISO. Saat Ini ISO 9000-2000 adalah yang terbaru dengan revisi dan pengurangan pada beberapa point. ISO 9000 seri mempunyai 3 standard yaitu : ISO 9001, ISO 9002 and ISO 9003.

Group Proses Manajemen Proyek

Dalam Manajemen Proyek terdapat sejumlah proses yang saling berkaitan, tiap-tiap proses tersebut membentuk suatu group proses.
Dalam manajemen proyek terdapat 5 group proses yaitu :

· Inisiasi Proyek
· Perencanaan Proyek
· Eksekusi Proyek
· Kontrol Proyek
· Penutupan/akhir proyek

Inisiasi Proyek
Pada manajemen proyek, fase inisiasi merupakan batu pijakan penting untuk memulai sebuah proyek. Dalam fase inilah, tiga poin utama yaitu lingkup pekerjaan, harga dan jadwal ditentukan. Penentuannya dapat dilakukan berdasarkan kesepakatan pemilik proyek dan penerima pekerjaan, atau hanya berdasarkan keputusan pemilik proyek. Di sini, keahlian negosiasi akan berperan banyak. Biasanya, dalam proyek yang melibatkan pihak pemerintahan, harga dan jadwal sudah ditentukan berdasarkan penetapan anggaran di tahun yang sedang berjalan. Oleh karena itu, penerima pekerjaan perlu bernegosiasi untuk masalah lingkup pekerjaan supaya tidak ada kerugian di kedua belah pihak.

Perencanaan Proyek
Perencanaan adalah sebuah proses yang berulang-ulang : rencana akan ditinjau secara terus menerus sesuai dengan perkembangan proyek dan sesuai dengan bertambahnya pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik dari anggota tim. Perencanaan memang merupakan pekerjaan yang sangat sulit, tetapi harus dilaksanakan sebagaimana mestinya. Banyak proyek menjadi kacau dikarenakan tidak adanya perencanaan.

Eksekusi Proyek
Sebuah rencana eksekusi suatu proyek sangat erat kaitannya dengan estimasi biaya, dimana keduanya saling bergantung dan tidak akan terpenuhi keduanya secara total jika satu diantara keduanya tidak terselesaikan. Biasanya manager suatu proyek tidak terikat secara langsung dalam sebuah jadwal yang kompleks dari sebuah proyek apalagi jika itu adalah sebuah proyek yang berskala besar. Tapi yang harus disadari seorang manajer proyek harus memastikan bahwa proyek harus berjalan apapun hambatan yang mungkin dihadapi.

Kontrol Proyek
Mengukur dan memonitor secara berkala kemajuan proyek serta mengidentifikasi adanya penyelewengan pelaksanaan dari rencana yang sudah dibuat sebelumnya.

Akhir Proyek
Melakukan formalisasi hasil proyek, berupa produk, servis, ataupun hasil khusus dari proyek

contoh program java


EKA ILMAN MUNANDAR
22110274
2KB03




Project Integration Management

Integrasi Manajemen Proyek Kawasan Pengetahuan mencakup proses dan kegiatan yang diperlukan untuk mengidentifikasi, menentukan, menggabungkan, menyatukan, dan mengkoordinasikan berbagai proses dan kegiatan proyek manajemen dalam Grup Manajemen Proyek Proses. Dalam konteks manajemen proyek, integrasi mencakup karakteristik penyatuan, konsolidasi, artikulasi, dan tindakan integratif yang penting untuk penyelesaian proyek, pelanggan berhasil memenuhi persyaratan dan stakeholder lain, dan harapan mengelola. Integrasi, dalam konteks mengelola proyek, membuat pilihan tentang tempat untuk memusatkan sumber daya dan upaya pada setiap hari tertentu, mengantisipasi masalah potensial, berurusan dengan isu-isu ini sebelum mereka menjadi kritis, dan koordinasi bekerja untuk proyek secara keseluruhan baik. Upaya integrasi juga melibatkan membuat trade-off antara tujuan yang bersaing dan alternatif. Proses manajemen proyek yang biasanya disajikan sebagai komponen diskrit dengan baik-didefinisikan antarmuka sementara, dalam prakteknya, mereka tumpang tindih dan berinteraksi dengan cara yang tidak bisa sepenuhnya rinci dalam panduan apapun.


Kebutuhan untuk integrasi dalam manajemen proyek menjadi nyata dalam situasi di mana masing-masing proses berinteraksi. Sebagai contoh, perkiraan biaya yang diperlukan untuk rencana kontingensi melibatkan integrasi dari proses perencanaan yang dijelaskan secara lebih rinci dalam proses Manajemen Biaya Proyek, Manajemen Proyek Waktu proses, dan proses Risiko Manajemen Proyek. Ketika resiko tambahan yang terkait dengan berbagai alternatif staf diidentifikasi, maka satu atau lebih dari proses-proses harus ditinjau kembali. Para deliverable proyek juga perlu diintegrasikan dengan operasi yang sedang berlangsung baik organisasi melakukan atau organisasi pelanggan, atau dengan perencanaan strategis jangka panjang yang mengambil masalah masa depan dan peluang menjadi pertimbangan.


Praktisi manajemen proyek yang paling berpengalaman tahu bahwa tidak ada cara tunggal untuk mengelola proyek. Mereka menerapkan proyek manajemen pengetahuan, keterampilan, dan proses dalam perintah yang berbeda dan derajat ketelitian untuk mencapai kinerja proyek yang diinginkan. Namun, persepsi bahwa suatu proses tertentu tidak diperlukan tidak berarti bahwa hal itu tidak harus ditangani. Manajer proyek dan tim proyek harus mengatasi setiap proses, dan tingkat pelaksanaan untuk setiap proses harus ditentukan untuk setiap proyek tertentu.


Sifat integratif proyek dan manajemen proyek dapat lebih dipahami jika kita berpikir dari kegiatan lainnya yang dilakukan sambil menyelesaikan proyek. Sebagai contoh, beberapa kegiatan yang dilakukan oleh tim manajemen proyek bisa untuk:

. • Menganalisis dan memahami ruang lingkup. Ini termasuk proyek dan persyaratan produk, kriteria, asumsi, kendala, dan pengaruh lain yang terkait dengan proyek, dan bagaimana masing-masing akan dikelola atau ditangani dalam proyek.

. • Dokumen kriteria khusus dari persyaratan produk.

. • Memahami bagaimana untuk mengambil informasi diidentifikasi dan mengubahnya menjadi rencana pengelolaan proyek menggunakan Kelompok Proses Perencanaan.

. • Siapkan struktur rincian kerja.

. • Mengambil tindakan yang tepat untuk memiliki proyek dilakukan sesuai dengan rencana manajemen proyek, direncanakan set proses yang terintegrasi, dan ruang lingkup yang direncanakan.

. • Mengukur dan memonitor status proyek, proses dan produk.

. • Menganalisis risiko proyek. Di antara proses dalam Grup Manajemen Proyek Proses, link sering iterasi. Kelompok Proses Perencanaan menyediakan Kelompok Proses Pelaksana dengan rencana manajemen proyek didokumentasikan di awal proyek dan kemudian memfasilitasi update untuk rencana manajemen proyek jika perubahan terjadi sebagai proyek berlangsung. Integrasi terutama berkaitan dengan efektif mengintegrasikan proses antara Grup Manajemen Proyek Proses yang diperlukan untuk mencapai tujuan proyek dalam prosedur organisasi ditetapkan.

Proses integratif proyek manajemen meliputi:

1. Mengembangkan Piagam Proyek - mengembangkan project charter yang secara resmi mengesahkan sebuah proyek atau fase proyek.

2. Mengembangkan Proyek Lingkup Pernyataan Awal - mengembangkan pernyataan lingkup proyek awal yang memberikan narasi lingkup tingkat tinggi.

3. Mengembangkan Rencana Manajemen Proyek - mendokumentasikan tindakan yang diperlukan untuk mendefinisikan, mempersiapkan, mengintegrasikan, dan mengkoordinasikan semua rencana anak menjadi rencana manajemen proyek.

4. Langsung dan Mengelola Pelaksanaan Proyek - melaksanakan pekerjaan didefinisikan dalam rencana manajemen proyek untuk mencapai persyaratan proyek didefinisikan dalam pernyataan ruang lingkup proyek.

5. Monitor dan Pengendalian Proyek Kerja - pemantauan dan mengendalikan proses yang digunakan untuk memulai, merencanakan, melaksanakan, dan menutup proyek untuk memenuhi tujuan kinerja yang ditetapkan dalam rencana manajemen proyek.

6. Terpadu Ubah Kontrol - meninjau semua permintaan perubahan, menyetujui perubahan, dan mengendalikan perubahan pada kiriman dan aset proses organisasional.

7. Tutup Proyek - menyelesaikan semua kegiatan di semua Kelompok Manajemen Proyek Proses untuk secara resmi menutup proyek atau fase proyek.

Manajemen Proyek

Manajamen Proyek Sebagai Suatu Pengantar
Pengertian

Era sekarang ini banyak kita menemukan contoh adanya proyek baik itu proyek skala kecil maupun besar, proyek komersial maupun pelayanan umum. Pembangunan pelabuhan, pembangunan bandar udara dan lain-lain disebut proyek, sementara itu kegiatan manusia yang lain seperti menanam padi, pembayaran gaji bulanan dan pelaksanaan perkuliahan tidak dinamakan proyek. Apa yang dimaksud dengan proyek ?

Jawaban dari pertanyaan ini dapat dilihat dari aspek tujuan, siklus hidup, kompleksitas, keunikan dan konflik sumber daya yang terjadi.

Tujuan

Suatu proyek biasanya mempunyai suatu aktivitas yang berlangsung dlam waktu tertentu dengan hasil akhir tertentu. Proyek dapat dibagi dalam sub-sub pekerjaan yang harus diselesaikan untuk memcapai tujuan proyek secara keseluruhan.

Kompleksitas

Proyek biasanya melibatkan beberapa fungsi organisasi karena diperlukan bermacam-macam keahlian dan bakat dari berbagai disiplin ilmu.

Keunikan

Suatu proyek mempunyai ciri tersendiri yang berbeda dari apa yang sudah dikerjakan sebelumnya.

Tidak permanen

Proyek adalah aktivitas temporer artinya suatu proyek memiliki batasan waktu tertentu

Ketidakbiasaan

Proyek biasanya menggunakan teknologi baru dan memiliki elemen yang tidak pasti dan beresiko.

Siklus Hidup

Selama proses, proyek akan melewati beberapa fase yang disebut siklus hidup proyek

Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa proyek adalah suatu jenis program yang disusun secara terperinci sebagai suatu bentuk kegiatan yang akan dilaksanakan dan didalamnya secara konkrit ditetapkan tujuan dan hasil yang akan dicapai, lokasi jelas, organisasi pelaksana, biaya dan jadwal waktu serta anggarannya tertuang dalam suatu dokumen

Komponen Proyek

Suatu proyek terdiri atas beberapa komponen yang mendukung yaitu :

Kemampuan

Berhubungan dengan pengetahuan tentang projek yang akan dikerjakan, kemampuan dalam mengerjakan proyek tersebut, dan pengalaman yang dibutuhkan yang bertujuan untuk mengurangi faktor resiko yang terjadi dari suatu proyek yang akan dikerjakan

Perangkat Bantu

Alat bantu yang dibutuhkan oleh seorang manajer proyek untuk meningkatkan kemampuan menangani suatu proyek dalam bentuk perangkat lunak maupun perangkat keras, seperti dalam hal dokumentasi, perencanaan, permodelan, audit maupun pengevaluasian proyek

Proses

Adalah suatu teknis dan urutan kebutuhan yang dapat di monitor dan di kontrol dalam waktu tertentu meliputi waktu, dana, kualitas, resiko maupun bidang garapan proyek.


Manajemen Proyek

Secara tradisional pengertian manajemen adalah meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penempatan orang, pengendalian dan pengarahan.
Manajemen Proyek adalah kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan sumberdaya organisasi untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu tertentu dengan sumberdaya tertentu.
Manajemen Proyek mempergunakan personil untuk ditempatkan pada tugas tertentu dalam proyek


Ciri-ciri Manajemen Proyek

Mekanisme proyek dalam hubungannya dengan pengelolaan, organisasi dan sumber daya mempunyai ciri-ciri tertentu sebagai berikut :

Memimpin organisasi proyek dan beroperasi secara independen.
Pembawa tunggal untuk mencapai satu tujuan proyek.
Memerlukan bermacam-macam keahlian dan sumber daya.
Bertanggung jawab menyatukan orang-orang dari berbagai fungsi/disiplin yang bekerja.
Memfokuskan pada ketepatan waktu dan biaya.


Macam-macam Proyek

Proyek Kapital

Proyek ini biasanya berupa pengeluaran biaya untuk pembebasan tanah, pembelian peralatan, pemasangan fasilitas dan konstruksi gedung

Proyek Penelitian dan Pengembangan

Proyek ini bisa penemuan produk baru, temuan alat baru dll. proyek ini dapat muncul dilembaga komersial maupun pemerintah.

Proyek yang berhubungan dengan manajemen service

Proyek ini sering uncul dalam perusahaan maupun instansi pemerintah. Proyek ini bisa berupa perancangan struktur organisasi, pembuatan sistem informasi manajemen, peningkatan produktifitas perusahaan.


Batasan suatu proyek

Batasan suatu proyek menurut teori klasik menyatakan bahwa proyek terdiri atas 3 hal yaitu :

Ruang Lingkup
Waktu
Dana

Seiring dengan perkembang jaman, manajemen proyek memiliki beberapa batasan yang mencakup :

Ruang Lingkup

Ruang lingkup proyek meliputi tata cara untuk menentukan waktu proyek dimulai, perencanaan lingkup proyek yang akan di garap, pendefinisian ruang lingkup proyek, verifikasi proyek serta kontrol atas perubahan yang mungkin terjadi saat proyek tersebut di mulai.

Waktu

Meliputi tata cara mendefinisikan suatu aktifitas, menentukan urutan-urutan kejadian atas proyek, mendefinisikan durasi/lama waktu dari setiap pekerjaan, pengembangkan suatu skedul serta merencanakan kontrol atas skedul tersebut

Dana

Meliputi tata cara untuk merencanakan sumber dana proyek, mengestimasikan harga dan sumber daya, mendefinisikan budget, serta mengontrol keuangan

Kualitas

Meliputi kegiatan perencanaan kualitas, perencanaan jaminan atas suatu kualitas berdasarkan standar tertentu, serta pengontrolan atas kualitas

Resiko

Meliputi perencanaan atas manajemen resiko, mengidentifikasikan resiko yang timbul dari suatu proyek, menganalisa kuantitatif dan kualitatif suatu resiko, merencanakan tindakan yang akan diambil dari suatu resiko yang timbul serta memonitor setiap resiko yang mungkin muncul dari suatu proyek

Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia meliputi kegiatan perencanaan atas sumber daya manusia yang akan mengerjakan proyek, perekrutan tenaga kerja, serta pembangunan team

Logistik

Manajemen logistik meliputi tahapan perencanaan kebutuhan sumber daya untuk kegiatan proyek, perencanaan tender, proses tender dan penentuan pemenang tender, administrasi atas kontrak pembelian, dan tata cara penutupan kontrak.

Komunikasi

Meliputi kegiatan perencanaan komunikasi atas level sumber daya, distribusi informasi, laporan kemajuan proyek dan pembuatan administrasi akhir proyek sebelum diserah terimakan.

Manajemen Integrasi

Merupakan kegiatan yang meliputi perencanaan pengembangan, perencanaan tata pelaksanaan suatu proyek dan kontrol atas perubahan secara terintegrasi dari suatu proyek